Kamis, Februari 24, 2011

Harapan Terakhir pada Tes DNA

naskah oleh FAKHRURRADZIE GADEfoto oleh HERI JUANDASEPINTAS Yunairiati terlihat tegar. Ia masih bisa tertawa dan bercanda, serta bercerita banyak soal bencana tsunami yang merenggut suami dan tiga buah hatinya, enam tahun silam. Namun, di balik ketegarannya, perempuan 43 tahun itu memendam sebuah cita untuk segera bertemu Anantika Salwa, buah hatinya yang hilang dalam tsunami. Yunairiati yakin, Nonong, begitu ia sering menyapa Anantika Salwa, selamat dari murka laut.“Ada orang pintar yang bilang pada saya bahwa Nonong akan pulang pada tahun ke tujuh setelah tsunami,” kata Yunairiati saat berbincang dengan atjehpost.com dan The Jakarta Globe,...

Perempuan-perempuan Tegar

RAFISAH tiba-tiba terbangun dari tidurnya menjelang salat subuh. Dalam tidurnya, Rafisah bermimpi bertemu sang cucu, Anantika Salwa, yang hilang dalam gelombang tsunami 26 Desember 2004. "Perjumpaan" itu terjadi hanya beberapa hari menjelang setahun tsunami. Dalam "perjumpaan" itu, Rafisah melihat cucunya yang mengenakan baju putih duduk di sebuah sudut ruang keluarga. Rafisah sempat mengobrol dengan sang cucu, Salwa. Ia menanyakan ke mana gerangan Salwa sehingga tak pernah lagi berkunjung ke rumah nenek. "Saya di Langsa," jawab Salwa pada neneknya, "dibawa orang." Usai memberi kabar keberadaannya, Salwa menghilang. Pagi harinya, Rafisah menceritakan mimpi bertemu dengan Salwa pada sang suami. Namun, sang suami tak merespons cerita Rafisah. Padahal, Rafisah berharap alamat mimpi ini diceritakan...

Rabu, Februari 09, 2011

Pulau Bunta [2]

Pulau Bunta [2] DI TEPI pantai, perahu yang kami tumpangi oleng diayun ombak. Bang Aloy dan Jufri, nakhoda dan kernet boat, berusaha mengendalikan perahu. Sauh sudah dilempar untuk menghentikan laju boat akibat terjangan ombak. Saya yang duduk di belakang, di samping Bang Aloy, mengalami kepanikan. Uh, saya yang punya pengalaman buruk dengan laut, bertambah pucat-pasi. Saya juga khawatir dua gadget yang setia menemani saya bakal keciprat air asin. Duo-awak boat ini berupaya keras memarkirkan boat lebih ke pinggir dan menambatkannya dengan tali yang sudah dipasang di jalur labuban boat. Masalahnya, Bang Aloy berlabuh bukan di jalur lazim. Penyebabnya, ya seperti saya sebutkan di awal, navigator dadakan kami salah memberi arah. Jadilah perahu kayu biru ini terombang-ambing. Beruntung,...

Sabtu, Februari 05, 2011

Pulau Bunta [1]

SAYA tak sabar ingin segera menjejakkan kaki di hamparan pasir putih begitu Pulau Bunta terbentang di depan mata. Dari jarak sekitar satu mil, saat masih berada di tengah laut, hamparan pasir putih terlihat jelas menghiasi pulau yang berada di gugusan Pulau Aceh, Aceh Besar. Pagi ini, bersama tujuh kawan, kami menyewa boat di dermaga Ulee Lheue, Banda Aceh, menuju Bunta. Perjalanan mengarungi laut ditempuh dalam waktu satu jam. Beruntung, hari ini cuaca bersahabat. Angin laut yang biasanya mengganas, pagi ini adem-adem saja. Ombak pun nyaris tak ada: hanya deburan kecil yang membuat perahu kami seperti ayunan yang diikat di pohon kelapa di pinggir laut. Saya yang biasanya mabuk laut, hari ini bisa duduk manis di samping "pawang boat" atau juru kemudi. "Kemarin ombaknya besar. Kalian...
Page 1 of 6712345Next

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting