"Ketidakcermatan adalah dosa wartawan."Ungkapan itu telah akrab denganku sejak tahun 2000, jauh sebelum aku terjun dalam dunia wartawan dua tahun silam. Dari sebuah acara di TVRI aku mengetahuinya melalui "omongan" Parni Hadi, tokoh yang kukagumi melalui tulisan ringannya dalam rubrik Foolitik di Tabloid ADIL.Namun, ungkapan itu, kembali terngiang di telingaku, dalam beberapa hari terakhir ini. Bukan berarti bahwa selama ini aku telah abai terhadap ungkapan sarat makna itu. Aku tetap ingat dan mencoba untuk menerapkannya. Yang membuat kembali terngiang, karena kecerobohanku dalam mengolah berita.Jujur saja, dalam beritaku yang berjudul Dua Bronco Bombardir Markas GAM Aceh Besar yang dimuat di Suara Merdeka CyberNews edisi 29 Juli 2004, ada sedikit kesalahan yang menyebabkan kurangnya akurasi.Dalam...
Jumat, Juli 30, 2004
Rabu, Juli 28, 2004
Hari Benci Anak?
Kemarin, Selasa (27/7), saya meliput di kantor Gubernur Aceh. Paginya, saya datang. Ternyata ada peringatan Hari Keluarga Nasional. Saya dan beberapa wartawan lainnya, terlambat datang. Abdullah Puteh, sedang membacakan amanat peringatan itu. Hampir semua pegawai negeri sipil di jajaran Pemda Aceh, datang. Halaman depan kantor gubernur, dipenuhi PNS. Juga dari ibu-ibu PKK. Di barisan depan, peserta upacara, terlihat rapi. Di belakang, pegawai itu, banyak yang duduk-duduk. Ibu-ibu PKK, juga banyak yang duduk, sambil mengobrol.“Wah, gubernur lagi pidato, bawahannya, gak ada yang peduli,” kata saya kepada Yuswardi. Dia hanya mengangguk.Saya tidak terlalu dengar pesan Gubernur Puteh. Karena, saya datang bukan untuk liputan Hari Keluarga Nasional itu. Saya dan kawan wartawan lainnya, datang untuk...
Senin, Juli 26, 2004
Taman Ratu Safiatuddin
Tadi siang, Senin (26/7), saya mangkal di kantor Gubernur Aceh. Mengejar perkembangan Abdullah Puteh, yang kembali masuk kerja. Tak ada Puteh, kebetulan hari itu di kantor. Saya dan Yuswardi dari TEMPO NEWS ROOM, kemudian sepakat meminta keterangan dari Sekretaris Daerah, Tanthawi Ishak. Saat itu dia sedang mimpin rapat panitia HUT RI ke-59.Lama menunggu. Hampir satu jam. Tak sabar, Yuswardi mengajak melihat-lihat pembangunan arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) IV, yang berada di belakang kantor gubernur yang megah itu. Baru hari itu, saya pergi ke sana.Saya melihat (dengan terkagum) beberapa rumah adat Aceh, dari beberapa kabupaten."Itu Rumah Adat Gayo," tunjuk Yuswardi. Baru ini, saya melihat langsung rumah adat Gayo. Saya tidak tahu, apakah benar itu rumah adat Gayo. Karena, saya belum...
Minggu, Juli 25, 2004
Nilai Kemanusiaan yang Tercabik
Sabtu (24/07/04). Pagi sekitar pukul 09.00 Wib. Beberapa aparat polisi dari Polsek Sibreh Aceh Besar, pasukan brimob Polda Aceh dan aparat TNI dari Kodim 0101 Aceh Besar. Mereka yang dibantu beberapa relawan Satgana PMI Aceh Besar, pergi ke gunung yang tak jauh dari Sibreh. Di kaki bukit Lhok Ndoe, Desa Nya, Simpang Tiga Aceh Besar, mereka berhenti.Beberapa mereka langsung menuju tempat yang telah menjadi sasaran. Bukan untuk menyergap pasukan GAM yang bersembunyi di pebukitan. Melainkan, mereka ingin membongkar liang kubur. Belakangan di liang itu diketahui, dua mayat bersarang: Bastian (31) dan Hasrifuddin (29). Warga Lambheu Aceh Besar, menjadi "penghuni" liang kubur itu. Kedua penduduk yang berprofesi sebagai pedagang keliling itu, sejak April 2004 dinyatakan oleh keluarganya menghilang.Belakangan...