Bantu Guru USD 14 Juta
Banda Aceh, acehkita.com. Utusan Khusus Gedung Putih, Andrew Natsios, mengunjungi sejumlah lokasi yang dilanda gempa dan tsunami di Banda Aceh dan Aceh Besar, Minggu (18/12). Natsios datang didampingi Direktur USAID di Indonesia William Frej dan Kuasa Usaha Tetap Kedutaan Besar A.S. Lewis Amselem, serta Plt Gubernur Aceh Azwar Abubakar.
Di kuburan massal, tamu dari negara Abang Sam itu mengheningkan cipta bagi para korban tsunami. Beberapa warga Lampuuk juga terlihat di sana. Beberapa ibu-ibu sempat menitikkan air mata saat memanjatkan doa mengenang korban dalam musibah raya itu.
“Saya senang, tapi sedih juga kalau mengingat masa lalu,” kata Ramlah (53), kepada acehkita.com.
Usai bedoa, para delegasi berdialog dengan tokoh masyarakat Kemukiman Lampuuk, Kecamatan Lhok Nga, di dalam Masjid Rahmatullah. Di sana, Natsios dan Gubernur Azwar Abubakar mendengarkan keluh-kesah warga. Natsios meminta masyarakat menyampaikan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga saat ini.
“Kami sangat membutuhkan perbaikan masjid. Karena dengan satu-satunya bangunan yang tersisa ini, kami terdorong untuk kembali ke kampung lagi,” kata Imam Masjid Rahmatullah.
Kepala Kemukiman Lampuuk, Haji Dahlan, meminta supaya pemerintah Amerika membantu mereka dalam pengadaan penerangan listrik. “Usai tsunami, penerangan listrik di sini tidak ada lagi. Karena itu kami sangat mengharapkan adanya penerangan listrik,” kata Haji Dahlan.
Beberapa ibu-ibu yang juga hadir dalam dialog itu, meminta supaya dibantu pengadaan pusat kesehatan.
Saat mengunjungi Lampuuk, Natsios juga meresmikan proyek penampungan air atau kolam. Dia berharap, kolam ini bisa digunakan untuk mengairi tanaman pertanian palawija yang ditanami warga. “Semoga dengan adanya kolam ini bisa digunakan untuk mengairi tanaman, supaya hasil produksi, semisal cabe, dan palawija lainnya, bisa lebih baik,” kata Natsios.
Kepada wartawan Natsios mengaku sangat senang melihat perkembangan masyarakat Lampuuk setahun pascatsunami. “Perkembangan cukup bagus, masyarakat sudah bersemangat. Kami senang bisa memberikan dukungan kepada masyarakat,” kata Natsios.
Natsios mengingatkan semua pihak yang terlibat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi tsunami untuk tidak mengorupsi bantuan kemanusiaan. “Jangan ada korupsi, kami tidak suka itu,” tegasnya.
Saat wartawan menanyakan tentang penilian masyarakat bahwa proses pemulihan Aceh pascabencana berjalan lambat, Natsios bisa memahaminya. “Wajar saja, karena mereka yang merasakan. Kami memahami perasaan masyarakat. Tapi kami terus berikan dukungan supaya mereka bangkit,” ujarnya lagi.
Pukul 15.00 WIB, bertempat di Gedung AAC Dayan Dawood Universitas Syiah Kuala, Natsios akan menandatangani Nota Kesepahaman pemberian bantuan USD 14 juta atau setara Rp 140 miliar. Bantuan sebesar Rp 140 miliar itu akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan guru di Aceh.
Selain itu, Natsios juga akan membuka pameran bertajuk “Satu Tahun Kemudian”. Pameran itu akan menampilkan foto dan video untuk menggambarkan berbagai upaya pemulihan di wilayah-wilayah yang menerima bantuan langsung, pemberdayaan komunitas, pembangunan infrastruktur, serta pemerintahan lokal.
Pemerintah A.S. telah memberikan USD 400 juta untuk membantu upaya pemulihan dan rekonstruksi pascatsunami di Indonesia. Sementara sejumlah perusahaan dan warga negara Amerika telah menyumbangkan USD 1,4 miliar bagi upaya pemulihan dan rekonstruksi regional. [dzie]
0 comments:
Posting Komentar