Its look like in heaven, kata seorang teman saat menghabiskan sisa malam di Pantai Paradiso. Saya tak yakin dg ucapan itu. Tapi tak jadi soal, saya terus amati sekeliling pantai. Di keremangan malam nun jauh di lautan, saya melihat cahaya lampu. Itu adalah cahaya lampu dari kapal2 di perairan internasional yg melintas di Selat Malaka. Sabang memang berada di pintu masuk Selat Malaka yg menjadi jalur transportasi laut dunia. Dulu, kapal2 itu pasti singgah di Sabang, di pelabuhan bebas. Sabang jadi kota perdagangan internasional. Sabang ramai. Ekonomi rakyat menggeliat. Barang luar negeri dg mudah bisa diperoleh di sini. Sehingga, menjadi orang Sabang adalah kebanggaan. Tapi, sejak 1985, status pelabuhan bebas dicabut pemerintah, Sabang perlahan2 mati. Roda ekonomi berhenti. Rakyat jadi miskin,...
Minggu, Juni 10, 2007
Sabtu, Juni 09, 2007
Surga di Ujung Sumatera
Jelang siang, Sabtu (9/6), saya tiba di Sabang, setelah menempuh perjalanan hampir satu jam dg kapal cepat. Tiba di Balohan, saya langsung disambut ucapan selamat datang di baliho raksasa yg dipajang di pelabuhan. Tak jauh dari baliho, prasasti kmp gurita berdiri gagah, menantang sapuan angin laut. Ingatan saya melayang jauh ke tahun 1995, tahun tenggelamnya kmp gurita. Ratusan penumpang meninggal dlm tragedi itu. Hanya skitar 50 orang saja yg selamat setelah berjuang dg cara berenang, ditolong nelayan dan lumba2. Prasasti di pelabuhan itu unt mengenang mereka yg pergi dlm musibah mirip tragedi Titanic. Tak berlama2 di pelabuhan, saya dan puluhan teman menuju Ujung Kareueng. Di sini, seorang teman dikuburkan. Bukan korban Gurita. Tp, sang teman, Rufriadi SH, meninggal krn penyakit asma. Di...
Sabtu, Juni 02, 2007
Deadline
Saleum,Sudah tiga malam terakhir ini saya begadang. Sekadar browsing internet, mengedit berita yang dikirim teman-teman di daerah. Dan, saat menulis blog ini, saya juga begadang. Pasalnya, saya harus merampungkan sejumlah tulisan untuk majalah. Ini tentu tugas berat, karena selama dua tahun ini saya sudah jarang menulis panjang: hanya berita pendek untuk situs. Hanya sesekali saja saya menulis laporan panjang.Tentu, ini menjadi berat bagi saya, karena harus membiasakan diri lagi menulis laporan panjang. Uh, saya senang, kendati harus bekerja ekstrakeras supaya saya kembali bisa menulis tulisan jurnalistik yang panjang. Sembari menulis blog ini, saya masih memperbaiki tulisan. Sebenarnya, tulisan itu sudah rampung, setelah berkutat selama dua jam. Tapi, saya mau mengecek lagi supaya lebih maksimal....
Jumat, Juni 01, 2007
Udin mundur dari BRDA
Kemarin, mata saya tertuju pada sebuah email ttg pengunduran diri. Pengirimnya orang yg kukenal, Akhiruddin. Bos Gerakan Antikorupsi itu mundur dari Badan Reintegrasi-Damai Aceh, krn dia sibuk dg kerja2 di GeRAK. Selain itu, dia bilang nanti takut adanya benturan kepentingan ant GeRAK dg BRDA. Saya bertanya2 ada apa di balik alasan itu? Apakah pengelolaan keuangan tdk beres? Atau ada aroma penyelewengan? Ah, entahlah. Yg jelas Udin bilang dia siap bantu supaya pengelolaan dana reintegrasi bisa lebih akuntabel dan transparan. Saya salut dg langkah Udin. Dia masih tetap ingin berkiprah di jalur pemberantasan korupsi. Tabek rakan. Lambhuk jelang jumat...
Gone forever
Selasa (29.5) malam, Aceh kehilangan tokoh muda: Rufriadi, SH. Ia seorang aktivis yg dikenal dg konsistensinya membela masyarakat kecil. Saat pemerintah memberlakukan status darurat militer, dia tampil unt penolakan di saat banyak pihak diam. Dia jg tdk hengkang dari Aceh saat darurat. Sebelumnya, dia acap menjadi pengacara bagi anggota GAM yg bermasalah. Lima perundimg GAM dibelanya saat pengacara lain ogah. Sejak 3 Agustus 2006, dia bergabung dg BRR. Banyak pihak kecewa dg pilihannya. Tp dia tetap pd keputusannya, hingga akhir hayatnya. Selamat jalan sobat... Lambhuk, 1 Juni 20...