Selasa, Desember 04, 2007
Perayaan Ulang Tahun GAM di Aceh
Selasa, Desember 04, 2007
eFMG
No comments
GAM memperingati Milad ke-31 yang jatuh pada Selasa (4/12) secara sederhana. Di beberapa tempat, anggota GAM dan KPA menggelar doa bersama, kenduri, dan menyantuni anak yatim korban konflik. Gubernur Irwandi Yusuf ikut hadir dalam peringatan milad di Indrapuri.
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memperingati Milad ke-31 yang jatuh pada Selasa (4/12) secara sederhana. Di beberapa tempat, anggota GAM dan Komite Peralihan Aceh (KPA) menggelar doa bersama, kenduri, dan menyantuni anak yatim korban konflik. Gubernur Irwandi Yusuf ikut hadir dalam peringatan milad di Indrapuri.
Peringatan Milad GAM di Aceh Besar dipusatkan di kompleks makam pahlawan nasional, Teungku Chik di Tiro, di Desa Meureue, Kecamatan Indrapuri. Selain itu, peringatan milad juga dilakukan anggota GAM daerah II Cot Keu-eueng, yang dipusatkan di kompleks makam Teungku Gle Iniem di Desa Krueng Kale, Kemukiman Siem, Kecamatan Darussalam. Peringatan serupa juga digelar di kawasan Lhoknga.
Di Kompleks Makam Teungku Chik di Tiro, anggota KPA dan GAM menggelar doa bersama yang dipimpin Teungku Syekh Ahmad, dan kenduri rakyat, yang dihadiri ratusan warga di sekitar lokasi peringatan.
”Ini doa bersama untuk mengenang kawan-kawan seperjuangan yang telah lebih dulu mendahului kita. Milad GAM kali ini bertujuan untuk menjaga perdamaian, bukan seperti milad sebelumnya yang diperingati dengan upacara militer dan pengibaran bendera. Hari ini, tidak satu pun bendera kita kibarkan,” kata Saifuddin bin Yahya, Wakil Ketua KPA Aceh Besar, kepada wartawan sesaat sebelum doa bersama digelar.
Dia menambahkan, peringatan milad ke-31 ini juga diisi dengan menyantuni 400 anak yatim piatu korban konflik. Per anak yatim mendapat santunan Rp150.000. Untuk kenduri, mereka menyembelih 10 ekor lembu.
Saifuddin menambahkan, peringatan milad GAM tidak mempengaruhi proses perdamaian yang sedang berlangsung. KPA juga sudah memberitahukan jauh-jauh hari peringatan ulang tahun ini kepada pihak berwenang. Bahkan, mereka menyebarkan 5.000 undangan kepada segenap lapisan masyarakat.
Di antara tamu yang diundang, termasuk Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Supiadin AS hingga jajaran aparat keamanan di tingkat kecamatan. Di ranah sipil, KPA mengundang Gubernur Irwandi Yusuf hingga camat setempat. “Kami juga mengundang beberapa petinggi GAM, seperti mantan Juru Bicara GAM Sofyan Dawood,” kata Saifuddin.
Gubernur Irwandi Yusuf termasuk petinggi daerah yang datang pada peringatan milad GAM di Desa Meureue sekitar pukul 13.00 WIB. Irwandi mengatakan, peringatan milad GAM tidak bertentangan dengan hukum dan tidak perlu dipersoalkan.
“Silakan saja adakan, dan milad ini tidak bertentangan dengan apa pun,” kata Irwandi kepada wartawan. “Saya datang ke sini sebagai masyarakat biasa. Sebagai gubernur juga saya punya hak menghadiri acara kerakyatan seperti ini. Tidak ada persoalan. Bahkan di rombongan saya juga ada polisi, BIN, TNI.”
Irwandi datang dengan mengenakan baju kemeja merah dipadu celana hitam. Irwandi larut dalam kenduri rakyat itu. Usai salat Dhuhur, Irwandi menyempatkan diri berziarah ke Makam Teungku Chik di Tiro dan membasuh muka dengan air yang ada dalam guci di kompleks makam tersebut. Usai berziarah dan berbincang dengan petinggi GAM Aceh Rayeuk Muharram dan masyarakat setempat, Irwandi kembali ke Banda Aceh.
Selain Irwandi, tampak pula Ketua Badan Reintegrasi Damai Aceh Nur Djuli, bekas perunding GAM Amni bin Ahmad Marzuki, dan mantan Panglima GAM Aceh Rayeuk Muharram.
Yusri, 30 tahun, mantan kombatan GAM Indrapuri, mengaku senang bisa memperingati milad secara leluasa di masa damai ini. “Kami memperingati milad tanpa senjata, dan atribut GAM, tapi saya merasa sangat senang karena bisa memperingati milad secara leluasa. Tidak ada perasaan was-was,” kata Yusri kepada acehkita.com.
Mantan kombatan yang pernah ditangkap pada tahun 2000 di kawasan Blang Bintang Aceh Besar ini menambahkan, peringatan milad tahun ini diperingati dengan sederhana. Mereka telah mendapat instruksi dari Panglima GAM Muzakkir Manaf untuk tidak mengibarkan bendera GAM dan upacara militer, karena bisa mengganggu proses perdamaian.
Peringatan milad sangat penting bagi Yusri untuk mengenang rekan-rekan seperjuangannya yang meninggal dalam perang selama tiga dekade. “Saya terharu kalau mengingat teman-teman saya yang telah meninggal. Hari ini, kami mengirim doa untuk mereka,” kata Yusri yang bergabung dengan GAM pada tahun 2000 ini.
Hal senada juga dikemukakan mantan Juru Bicara GAM Aceh Besar Teungku Muchsalmina. Dia menyebutkan, momentum milad digunakan anggota GAM dan KPA untuk mengingat kembali apa yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan mereka yang sudah meninggal.
“Sebagai masyarakat Aceh, kami harus meneruskan perjuangan mereka dengan cara menjaga dan melaksanakan MoU Helsinki dengan baik, agar perjuangan mereka tidak sia-sia,” kata Muchsalmina saat ditemui usai mengikuti peringatan milad di Gle Iniem, Desa Krueng Kale, Kecamatan Darussalam.
Seperti halnya di Desa Meureue, Indrapuri, peringatan milad di Gle Iniem juga diisi dengan kenduri, doa bersama, dan menyantuni sekitar 250 anak yatim korban konflik. Teungku Muhammad Yatim, ketua panitia milad GAM Daerah II, kepada situs ini mengatakan, momentum milad ini juga digunakan KPA daerah II untuk meresmikan kantor KPA Sagoe Syiah Kuala yang berpusat di Lingke.
Secara umum, kondisi Aceh aman, kendati banyak pihak di Jakarta yang khawatir GAM akan mengibarkan bendera bulan bintang pada hari jadinya. Tidak ada insiden apa pun pada saat peringatan milad.
Pantauan acehkita.com di dua kecamatan basis GAM, yaitu Cot Keu-eueng, Kecamatan Kuta Baro, dan Desa Meureue, Kecamatan Indrapuri, warga menjalankan aktivitasnya secara normal. Di pasar Cot Keu-eueng, pemilik toko berjualan seperti biasa. Tidak ada raut ketakutan dan kecurigaan saat ada pendatang yang masuk ke wilayah itu.
Sementara itu, personel KPA Kota Sabang juga memperingati milad dengan doa bersama dan kenduri untuk anak yatim yang dipusatkan di kantor KPA yang ada di Kota Sabang. [efmg]
0 comments:
Posting Komentar