Rabu, Oktober 14, 2009

Indian Ocean nations test tsunami warning system

By DENIS D. GRAY, Associated Press Writer BANGKOK – Sirens blared, parents grabbed their children and hundreds ran to emergency shelters in Indonesia as countries bordering the Indian Ocean conducted a test Wednesday of a warning system set up after the devastating 2004 tsunami.But at least one survivor was too paralyzed by memories of the killer wave to take part in mock evacuations off Aceh, Indonesia."What is this all for? My chest has gone tight and I am shaking," said Hamiyah, a 58-year-old woman who lost her in-laws, four children and five grandchildren in 2004.Planned for 18 countries, the drill was intended to simulate a tsunami similar to the one sparked by the 9.2 magnitude quake off Indonesia five years ago, the United Nations said in a statement.That quake generated waves that...

Membangkitkan Trauma Tsunami

Oleh FAKHRURRADZIE GADEDI tembok bekas pagar, Hamiyah bersandar. Tangan dan bibirnya terlihat bergetar. Pandangan ia arahkan ke sejumlah orang yang lari sambil berteriak histeris. Di depannnya, dari arah laut puluhan orang berlari ke arah gedung penyelamatan di kantor Pusat Riset Mitigasi Bencana dan Tsunami --yang terpaut sekira 300 meter dari posisi Hamiyah."Tujuannya apa dibuat acara seperti ini?" tanya Hamiyah kepada seorang pemuda yang mendekatinya.Hamiyah sadar, puluhan orang berlari sambil berteriak histeris adalah mereka yang terlibat dalam simulasi penyelamatan diri saat tsunami menerjang. Tapi, Hamiyah tidak ingin mengikuti simulasi tersebut.Sejak pagi, Hamiyah mengurung diri di rumah. Ia tidak ingin melihat simulasi, yang membuatnya terkenang peristiwa Desember 2004 silam. Tsunami...

Senin, September 28, 2009

196 Pengungsi Rohingya Kabur dari Penampungan

FAKHRURRADZIE GADEBANDA ACEH -- Sebanyak 196 pengungsi etnis Rohingya kabur dari penampungan mereka di Kecamatan Idi Rayeuek, Aceh Timur, dan Pangkalan TNI Angkatan Laut Sabang. Umumnya, mereka kabur karena jenuh berada di pengungsian.Informasi yang diperoleh dari Wakil Bupati Aceh Timur Nasruddin Abubakar, sebanyak 184 etnis Rohingya yang ditampung di kantor Kecamatan Idi Rayeuk melarikan diri ke Medan, sebelum akhirnya bertolak ke Malaysia. Mereka lari setelah mendapat pertolongan dari warga lokal yang menjadi calo.Menurut Nasruddin, para pengungsi biasanya kabur pada pukul 3 atau 4 pagi, saat polisi yang bertugas di sana terlelap."Sekarang tinggal 14 orang lagi, dari sebelumnya 198 pengungsi yang kita tampung," kata Nasruddin Abubakar. "Terakhir, dua orang kabur pada pagi hari raya Idul...

Minggu, September 27, 2009

Perusahaan Lilin Negara

HARI ini, tak terbilang sumpah serapah kukeluarkan untuk penyedia layanan listrik. Aku sering menyebutnya Perusahaan Lilin Negara sebagai kepanjangan dari PLN. Ini bukan kepanjangan yang mengada-ada. Istilah ini pertama sekali kulakabkan saat saking suntuknya karena dunia ini digelapkan oleh aksi PLN. Sungguh, saat itu berbatang-batang lilin kubakar untuk menerangi diri dan sekitar.Hari ini, sumpah serapahku itu kubagi dengan kawan-kawan di Facebook. Aku menyebut ini jaman jahiliyah, di mana kegelapan masih mengepung diriku dan kawasan yang kudiami. Semoga, PLN diberi hidayah oleh Allah untuk mendakwahkan listriknya ke daerah kami, biar kami tidak terus menerus tinggal dalam jaman jahiliyah. Karena, bisa-bisa jaman ini akan membawa kami berhadapan dengan Qanun Zinayah....

Kamis, September 17, 2009

Nurjannah & Qanun Jinayah

MENJELANG waktu berbuka puasa, bersama dua teman (Yo Fauzan dan Abdul Munar), saya mengunjungi Desa Lamtimpeung, Tungkop, Aceh Besar. Letaknya hanya sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Banda Aceh. Ke Lamtimpeung, kami ingin menunaikan amanah sejumlah pembaca acehkita.com. Sekitar dua bulan lalu, reporter acehkita.com, Riza Nasser, menurunkan liputan tentang Nurjannah, perempuan berusia 22 tahun yang menderita lumpuh layu sejak usia 4 bulan. Nurjannah terbujur kaku di atas dipan di dalam kamar sempit dan pengap. Aroma pesing merebak, hingga keluar rumah. Suasana kamar juga tak tertata. Kasur, kain, pakaian, saling bertindih: awut-awutan. Singkatnya, kamar itu sangat tak layak dihuni.Nurjannah tinggal bersama ayah dan dua adiknya di rumah tipe 36 tersebut. Ada tiga kamar ukuran kecil yang tak...

Selasa, September 15, 2009

Indonesia's Aceh to allow stoning for adulterers

By FAKHRURRADZIE GADEThe Associated Press Monday, September 14, 2009; 1:20 PMBANDA ACEH, Indonesia -- Lawmakers in a devoutly Muslim Indonesian province voted unanimously Monday that adulterers could be sentenced to death by stoning, just months after voters overwhelmingly chose to throw conservative Islamic parties out of power.Only weeks before the new government, led by the moderate Aceh Party, is set to take over, the regional parliament still controlled by hard-liners pushed through steep punishments for adultery and homosexuality.The chairman of the 69-seat house asked if the bill could be passed into law and members answered in unison:...

Senin, September 14, 2009

New Islamic law in Indonesia's Aceh province

A brief overview of some key articles in the expanded Islamic law passed Monday by the regional parliament in Indonesia Aceh's province: • ADULTERY: "Any person who deliberately commits adultery is threatened with 100 cane lashes for the unmarried and stoning to death for those who are married."• HOMOSEXUALITY: "Any person deliberately performing homosexuality or lesbianism is threatened with up to 100 cane lashes and a maximum fine of 1,000 grams of fine gold, or imprisonment of up to 100 months."• PEDOPHILIA: "Any person who deliberately commits a sexual crime against children is threatened with a variable sentence of up to 200 cane lashes and a fine of up to 2,000 grams of fine gold, or maximum imprisonment of 200 months."• RAPE: "Any person who deliberately commits rape is threatened with...

Indonesia's Aceh passes law on stoning to death

By FAKHRURRADZIE GADE, Associated Press WriterBANDA ACEH, Indonesia – Adulterers can be stoned to death and homosexuality is punishable by steep prison terms under a new law passed unanimously by lawmakers in Indonesia's devoutly Muslim Aceh province Monday. Aceh's regional parliament adopted the bill despite strong objections from human rights groups and the province's deputy governor, who said the legislation needed more careful consideration because it imposes a new form of capital punishment.The chairman of the 69-seat house asked if the bill could be passed into law and members answered in unison: "Yes, it can." Some members of the moderate...

Selasa, September 08, 2009

Pendatang di Negeri Sendiri

FAKHRURRADZIE GADE[e-mail: radzie@acehkini.co.id] MUHAMMAD Hassan terbaring lemas di ruangan 3 x 2,5 meter. Di dekatnya ada sebuah lemari kecil. Di atasnya ada obat dan infus. Sebuah Al Quran warna kuning emas bertengger di atas lemari yang dipenuhi oleh obat dan makanan. Di atas Quran, ada dua boat mainan kecil yang dibuat dari kertas buku. Bukan tanpa alasan pria berusia 22 tahun itu membuat boat kertas. Selama sepuluh hari, dia bersama 583 orang terombang-ambing di laut lepas, setelah Angkatan Laut Thailand melepaskan mereka di laut. Hasan terdampar di perairan Sabang dan diselamatkan nelayan, 7 Januari silam. Hasan merupakan satu di antara 193 etnis Rohingya yang terdampar di Sabang.Awalnya, mereka hendak mencari kerja di Malaysia. Rencananya, mereka masuk ke Malaysia lewat Thailand....

Kandas di Tanah Harapan

Oleh FAKHRURRADZIE GADETUBUHNYA mungil. Dia tampak gesit saat memanjat kelapa. Dua butir kelapa berhasil dipetik. Belum lagi sempat memetik yang lain, seorang tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menyuruhnya turun. Sambil memperagakan gerakan, sang tentara menyuruh lelaki itu push up. Awalnya, lelaki berkulit legam itu hanya skot jam sekali, namun si tentara menyuruhnya mengulangi gerakan push-up. Enam kali gerakan. Lelaki itu lantas memungut kelapa dan berlalu.Dalam kerumunan, kelapa itu berpindah tangan. Seorang lelaki kurus tinggi coba mengupas dengan giginya. Sama sekali tak memakai pisau atau parang. Hanya pecahan batu. Kurang dari 15 menit, kelapa itu telah tak berkulit.Pemandangan itu terlihat, akhir Januari lalu, di Pangkalan TNI AL Sabang. Sejak 7 Januari silam, pangkalan...

Bencana di Ambang Mata

Pelan tapi pasti, virus mematikan itu bergentayangan antara kita. Benteng negeri bersyariat bobol sudah, seiring bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS. Bila tak segera ditangani serius, alamat bencana di ambang mata.Oleh FAKHRURRADZIE GADEKABAR itu bak petir di siang bolong. Cahaya sama sekali tak percaya dengan hasil tes darah yang dijalani sang suami. Saat itu, dokter menyatakan suaminya, sebut saja namanya Arman, divonis mengidap virus HIV positif. Hari-hari dijalani Cahaya bagai orang putus asa. Ia kemudian menjalani tes. Hasilnya, membuat ia semakin terpuruk: Cahaya positif HIV dan AIDS. Mulanya, Cahaya marah dan menyesali hidupnya. Terlebih keluarganya shock dengan kejadian ini.Cahaya tertular virus HIV dari sang suami, yang seorang pecandu narkotika. Saat terinfeksi, Cahaya sedang...

Jumat, September 04, 2009

Xperia X2 Segera Hadir

Oleh Fakhrurradzie GadeSony Ericsson mengumumkan akan mengeluarkan produk teranyar, yaitu Xperia X2, Rabu (2/9). Ini merupakan produk lanjutan dari Xperia X1 yang diluncurkan pada awal 2008 lalu. Sony Ericsson mengklaim X2 lebih unggul dibandingkan X1.Sony Ericsson mengklaim bahwa X2 ini lebih unggul dibandingkan pendahulunya. Sony membenamkan Windows Mobile versi 6,5 ke dalam X2, selain mengklaim unggul di bidang push email dan kecanggihan multimedia."Pengguna bisa secara langsung menyinkronkan surat elektronik dan kalender, membuka dan mengedit dokumen melalui Microsoft Office secara cepat dan efektif untuk tetap terhubung dengan koleganya...

Selasa, September 01, 2009

Kenangan Seorang Sahabat

Oleh FAKHRURRADZIE GADE[Edited by Nurdin Hasan]DEBURAN ombak yang sedang mencium bibir pantai, sayup-sayup terdengar dari kejauhan. Petang itu, Selat Malaka, sedang tak garang. Hembusan angin sepoi-sepoi usai mencumbui pantai, menyapu nyiur melambai dan membawa kesejukan. Hanya ada satu rumah di situ, diapit rimbunnya pohon kelapa dan pisang.Di depan rumah berkonstruksi beton, teronggok buing rumah, agak kecil. Terlihat jelas bekas kebakaran.Tidak terlihat rumah lain dalam radius satu kilometer. Satu-satunya rumah di situ, hanya milik Tengku Muhammad Usman Lampoh Awe. Petang itu, lelaki berusia 74 tahun itu sedang menikmati senja di rumahnya di desa Blang Raya, kecamatan Muara Tiga, kabupaten Pidie. Ia duduk di kursi goyang dari rotan di sisi belakang rumah.Di dinding teras, dekat pintu masuk...

Minggu, Agustus 30, 2009

Aceh's Rencong: from Weapon to Souvenir*

By FAKHRURRADZIE GADE, Latitudes Magazine Writer The rencong is a small, easily concealed dagger with a curved blade, hilt and scabbard that echo the calligraphic shapes of an Islamic prayer. Designed as a weapon for Acehnese fighters close to five centuries ago, it flashes brightly through history as a symbol of Acehnese heroism in the face of Western colonization.Today, the power of the rencong is growing faint in the wake of modern instruments of war. A few people earn a living producing and selling imitation rencong as souvenirs. Ironically, the customers are mostly soldiers, posted from outside to quell the Acehnese struggle for self-determination.FOR...

Bubur India

Warga Bueng Bak Jok, Aceh Besar memasak Ie Bu Peudah, Ahad (30/8). Saban Ramadan, mereka memasak bubur yang juga dinamakan dengan Ie Bu India ini, yang nantinya dibagi-bagikan kepada warga untuk berbuka puasa, selain sebagai menu berbuka puasa di meunasah, santapan ringan bagi jamaah tarawih dan tadarus...

Ie Bu Peudah

 Warga Desa Bueng Bak Jok, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, punya cara tersendiri merawat tradisi. Saban Ramadan, warga desa yang berada sekitar 500 meter dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang ini, memasak ie bu peudah.Ie Bu Peudah merupakan makanan sejenis bubur, yang dimasak di kuali besar. Rasanya agak pedas. Ini berbeda dengan Ie Bu Kanji (Kanji Rumbi) yang rasanya sedikit manis. Warga biasanya juga menyebutnya Ie Bu India. Warnanya kecoklat-coklatan. Bahannya terdiri atas beras kuning, beras (biasa), lada, kunyit, dan daun-daunan yang terlebih dahulu ditumbuk....

Sabtu, Agustus 29, 2009

Reuni Kapten dan Penyerang

Oleh Fakhrurradzie Gade & JamaluddinHasan Tiro mahir menggiring si kulit bundar. Tendangannya kerap membobol gawang lawan.“I can’t speak English,” kata Azhari saat Hasan Muhammad di Tiro menanyakan namanya. Pendiri Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu lantas bertanya dalam bahasa Arab. “Man ismuka?” “Ismi Azhari,” jawabnya. “Azhari...?” Raut wajah Hasan Tiro berubah. Ia terlihat menebar senyum. Azhari lalu dipersilakan duduk di sisi kirinya. Keduanya lantas melepaskan kerinduan yang sudah lama terpendam. Azhari berkali-kali meraba tangan kiri Hasan Tiro, mencubit kecil tangan kerutnya yang sudah renta. “Kita sudah tua,” katanya, masih dalam bahasa Arab. Hasan Tiro mengangguk. Azhari dan Hasan Tiro berteman sejak kecil. Dulu, mereka satu sekolah di Madrasah Diniyah Islamiyah Blang Paseh, Sigli....
Page 1 of 6712345Next

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting