Jumat, Desember 28, 2007

Indonesia Marks Anniversary of Deadly Tsunami

Dec 26, 10:10 AM ESTBy FAKHRURRADZIE GADEAssociated Press WriterCALANG, Indonesia (AP) -- Survivors prayed at mosques and mass graves Wednesday to mark the third anniversary of the devastating Asian tsunami, while hundreds fled beaches as part of a drill to test an alert network established since the disaster.The waves on Dec. 26, 2004, spawned by the mightiest earthquake in 40 years, killed around 230,000 people in 12 Indian Ocean nations, just under half of them in the Indonesian province of Aceh on Sumatra island.Coastal communities in Sri Lanka and India lost some 45,000 people between them. The waves also crashed into tourist resorts in southern Thailand, killing more than 5,000, half of them foreign vacationers.The disaster overwhelmed authorities in Aceh, where bodies littered devastated...

Selasa, Desember 04, 2007

Perayaan Ulang Tahun GAM di Aceh

GAM memperingati Milad ke-31 yang jatuh pada Selasa (4/12) secara sederhana. Di beberapa tempat, anggota GAM dan KPA menggelar doa bersama, kenduri, dan menyantuni anak yatim korban konflik. Gubernur Irwandi Yusuf ikut hadir dalam peringatan milad di Indrapuri.Gerakan Aceh Merdeka (GAM) memperingati Milad ke-31 yang jatuh pada Selasa (4/12) secara sederhana. Di beberapa tempat, anggota GAM dan Komite Peralihan Aceh (KPA) menggelar doa bersama, kenduri, dan menyantuni anak yatim korban konflik. Gubernur Irwandi Yusuf ikut hadir dalam peringatan milad di Indrapuri.Peringatan Milad GAM di Aceh Besar dipusatkan di kompleks makam pahlawan nasional,...

Senin, Desember 03, 2007

Penderita Hydrochepalus Butuh Bantuan

ACEH BARAT - Zulaikha, bayi berusia 12 bulan yang berasal dari keluarga korban tsunami menderita hydrochepalus (penumpukan cairan dalam otak) sejak lahir. Anak pertama dari Syarifah dan Bukairi ini sangat membutuhkan bantuan agar terbebas dari penyakit pembesaran kepala yang dideritanya.Syarifah, ibu Zulaikha, saat ditemui wartawan di rumahnya di Desa Suak Geudeubang, Kecamatan Suak Timah, Aceh Barat, mengatakan, pernah berusaha mengobati sang buah hati ke Rumah Sakit Adam Malik Medan, Sumatera Utara, atas bantuan sebuah NGO asing yang menjalankan misi kemanusiaan di desanya.Namun, Syarifah harus kecewa karena anaknya tidak bisa diobati. Menurut...

Minggu, Juni 10, 2007

Paradiso

Its look like in heaven, kata seorang teman saat menghabiskan sisa malam di Pantai Paradiso. Saya tak yakin dg ucapan itu. Tapi tak jadi soal, saya terus amati sekeliling pantai. Di keremangan malam nun jauh di lautan, saya melihat cahaya lampu. Itu adalah cahaya lampu dari kapal2 di perairan internasional yg melintas di Selat Malaka. Sabang memang berada di pintu masuk Selat Malaka yg menjadi jalur transportasi laut dunia. Dulu, kapal2 itu pasti singgah di Sabang, di pelabuhan bebas. Sabang jadi kota perdagangan internasional. Sabang ramai. Ekonomi rakyat menggeliat. Barang luar negeri dg mudah bisa diperoleh di sini. Sehingga, menjadi orang Sabang adalah kebanggaan. Tapi, sejak 1985, status pelabuhan bebas dicabut pemerintah, Sabang perlahan2 mati. Roda ekonomi berhenti. Rakyat jadi miskin,...

Sabtu, Juni 09, 2007

Surga di Ujung Sumatera

Jelang siang, Sabtu (9/6), saya tiba di Sabang, setelah menempuh perjalanan hampir satu jam dg kapal cepat. Tiba di Balohan, saya langsung disambut ucapan selamat datang di baliho raksasa yg dipajang di pelabuhan. Tak jauh dari baliho, prasasti kmp gurita berdiri gagah, menantang sapuan angin laut. Ingatan saya melayang jauh ke tahun 1995, tahun tenggelamnya kmp gurita. Ratusan penumpang meninggal dlm tragedi itu. Hanya skitar 50 orang saja yg selamat setelah berjuang dg cara berenang, ditolong nelayan dan lumba2. Prasasti di pelabuhan itu unt mengenang mereka yg pergi dlm musibah mirip tragedi Titanic. Tak berlama2 di pelabuhan, saya dan puluhan teman menuju Ujung Kareueng. Di sini, seorang teman dikuburkan. Bukan korban Gurita. Tp, sang teman, Rufriadi SH, meninggal krn penyakit asma. Di...

Sabtu, Juni 02, 2007

Deadline

Saleum,Sudah tiga malam terakhir ini saya begadang. Sekadar browsing internet, mengedit berita yang dikirim teman-teman di daerah. Dan, saat menulis blog ini, saya juga begadang. Pasalnya, saya harus merampungkan sejumlah tulisan untuk majalah. Ini tentu tugas berat, karena selama dua tahun ini saya sudah jarang menulis panjang: hanya berita pendek untuk situs. Hanya sesekali saja saya menulis laporan panjang.Tentu, ini menjadi berat bagi saya, karena harus membiasakan diri lagi menulis laporan panjang. Uh, saya senang, kendati harus bekerja ekstrakeras supaya saya kembali bisa menulis tulisan jurnalistik yang panjang. Sembari menulis blog ini, saya masih memperbaiki tulisan. Sebenarnya, tulisan itu sudah rampung, setelah berkutat selama dua jam. Tapi, saya mau mengecek lagi supaya lebih maksimal....

Jumat, Juni 01, 2007

Udin mundur dari BRDA

Kemarin, mata saya tertuju pada sebuah email ttg pengunduran diri. Pengirimnya orang yg kukenal, Akhiruddin. Bos Gerakan Antikorupsi itu mundur dari Badan Reintegrasi-Damai Aceh, krn dia sibuk dg kerja2 di GeRAK. Selain itu, dia bilang nanti takut adanya benturan kepentingan ant GeRAK dg BRDA. Saya bertanya2 ada apa di balik alasan itu? Apakah pengelolaan keuangan tdk beres? Atau ada aroma penyelewengan? Ah, entahlah. Yg jelas Udin bilang dia siap bantu supaya pengelolaan dana reintegrasi bisa lebih akuntabel dan transparan. Saya salut dg langkah Udin. Dia masih tetap ingin berkiprah di jalur pemberantasan korupsi. Tabek rakan. Lambhuk jelang jumat...

Gone forever

Selasa (29.5) malam, Aceh kehilangan tokoh muda: Rufriadi, SH. Ia seorang aktivis yg dikenal dg konsistensinya membela masyarakat kecil. Saat pemerintah memberlakukan status darurat militer, dia tampil unt penolakan di saat banyak pihak diam. Dia jg tdk hengkang dari Aceh saat darurat. Sebelumnya, dia acap menjadi pengacara bagi anggota GAM yg bermasalah. Lima perundimg GAM dibelanya saat pengacara lain ogah. Sejak 3 Agustus 2006, dia bergabung dg BRR. Banyak pihak kecewa dg pilihannya. Tp dia tetap pd keputusannya, hingga akhir hayatnya. Selamat jalan sobat... Lambhuk, 1 Juni 20...

Senin, Maret 26, 2007

EDITORIAL
Selesaikan Secara Hukum!

20 MARET 2007, menjadi awal hari kelabu bagi masyarakat Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam, Aceh Utara. Kedamaian yang sempat mereka rengkuh selama dua tahun, sedikit terusik. Bagi warga Alue Dua, pasca-20 Maret menjadi hari yang berat. Mereka kembali dihantui rasa curiga jika ada orang asing yang masuk ke perkampungan mereka: terlebih jika berambut cepak. Warga juga tidak leluasa pergi ke ladang, seleluasa di masa damai. Singkat kata, kondisi berbalik 180 derajat.Kondisi seperti ini terjadi setelah empat personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Kompi B Batalyon Infanteri 113/Jaya Sakti, Cunda, dianiaya oleh massa, entah siapa mereka. Saat itu, empat TNI yang berpakaian preman menginap di Sekolah Dasar Alue Dua, yang sedang dibangun oleh sebuah LSM, Save the Children. Warga menaruh curiga...

Minggu, Maret 04, 2007

Korban Tsunami Lahirkan Bayi Kembar Tiga

DARMI bin Teungku Cut Haji tidak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur, setelah istrinya melahirkan tiga bayi sekaligus. Dia mengaku senang, karena ketiga bayi yang baru saja lahir itu bisa menjadi ganti ketiga anak perempuannya yang meninggal dalam bencana tsunami 26 Desember 2004 silam. "Saya sangat senang sekali," kata Dami, 44 tahun, saat saya temui di ruang kerjanya di Banda Aceh, Rabu (28/2). Kendati proses persalinan berlangsung normal, ketiga bayi perempuan itu kini masih berada dalam perawatan medis di Rumah Sakit Permata Hati Banda Aceh. Pasalnya, ketiga bayi itu mengalami kekurangan berat badan. Masing-masing mempunyai berat badan 1,1 kilogram, 1,5 kg, dan 1,6 kilogram saat lahir. Ketiga mereka masih dirawat di dalam inkubator di RS Permata Hati. Darmi berkisah, saat tsunami...
Page 1 of 6712345Next

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting