Kamis, Februari 12, 2009

I’m afraid, the military will kill me

FAKHRURRADZIE GADE

SABANG – MUHAMMAD Hassan terbaring lemas di ruang berukuran 3 x 2,5 meter. Sudah enam hari dia di sana . Di dekatnya ada sebuah lemari kecil. Di atasnya ada obat dan infus. Al Quran warna kuning emas juga terdapat di atas lemari yang dipenuhi oleh obat dan makanan. Di atas Quran, ada dua boat yang terbuat dari kertas buku. Ukurannya kecil.

Bukan tanpa alas an Hassan membuat boat kertas itu. Selama sepuluh hari, dia bersama 583 oran g terombang-ambing di laut lepas, setelah Angkatan Laut Thailand melepaskan mereka di laut. Hasan dan 193 temannya terdampar di perairan Saba ng dan diselamatkan nelayan Sabang, 7 Januari silam.

Hasan merupakan satu di antara 193 etnis Rohingya yang terdampar di Saba ng. Hasan dan temannya akan berangkat ke Malaysia untuk mencari pekerjaan. Rencannya, mereka akan masuk Malaysia melalui Thailand . Sayang, di sana mereka ditangkap Angkatan Laut dan dipenjara selama tiga hari.

Selama dalam penjara Angkatan Laut Thailand , mereka dipukul dengan kayu dan ditendang. Banyak di antara mereka yang mengalami luka.

“Three days and nights we were jail by Thai navy. They beaten us,” Hasan said saat ditemui di Rumah Sakit Umum Sabang, Jumat (30/1).

Militer Thailand akhirnya memutuskan untuk melepaskan mereka di laut. “They brings us by boat with no engine, no food, no rice, and no water. They pulled out our boat to the sea. At the morning, they cut the rope in the ship and they shot the gun randomly to the air to threaten us. The peoples in the boats are crying and screaming.”

Mereka terombang ambing di laut selama sepuluh hari. Menurut Hasan, mereka sama sekali tidak mempunyai makanan dan minuman. Tak jarang, mereka harus meminum air laut dan air hujan untuk melepaskan dahaga.

“We just pray to Allah, to safe our life. We were ten days and nights in the sea. We just have water from the rainy. We also drink the salt water (sea). The wind (Hasan said the OXYGEN) will bring us to another place. And when I see the international ship, I shouted them to help us. But no one can help us. We just pray to Allah to safe our life. I don’t know the condition of my friends.”

Hasan berharap Ind onesia tidak memulangkan mereka ke Myanmar . Hasan mengaku kehidupan dirinya dan keluarganya terancam di sana .

“I don’t want to come back to Myanmar . I’m afraid. The military will kill us. I hope the Ind onesia n government will send me to Italy , to live with my brother.”

Selama dikarantina di Pangkalan TNI AL Sabang, 193 etnis Rohingya berharap-harap cemas dengan keputusan Pemerintah Ind onesia . Sejak Rabu (29/1), Departemen Luar Negeri masih mengumpulkan informasi dari etnis Rohingya. Saban hari mereka mewawancarai satu per satu warga Myanmar itu.

Wartawan yang meliput kondisi terakhir etnis Rohingya itu hingga kini tak mempunyai akses sama sekali. Mereka hanya diperbolehkan mengambil gambar dari luar pagar Pangkalan TN I AL. Wawancara sam sekali tidak diizinkan. Bahkan, staf Departemen Luar Negeri yang sedang mendata juga tak mau buka mulut soal kondisi warga Myanmar .

Secara umum, kondisi warga Myanmar itu baik. Selama ini mereka didampingi oleh Palang Merah Ind onesia . Tiap hari mereka menjalani aktivitas yang telah diatur oleh Palang Merah. ***

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting