Xperia Tablet S, Senjata Baru Sony
SONY secara resmi meluncurkan produk terbarunya pada Rabu, 29 Agustus 2012, di ajang IFA Berlin, Jerman. Sejumlah produk yang diperkenalkan adalah telepon pintar dengan brand Xperia T, Xperia V, dan Xperia J. Namun yang paling mencuri perhatian adalah anggota baru di keluarga Xperia, yaitu Xperia Tablet S. Ini merupakan tablet pertama Sony yang memakai brand Xperia.
Sejarah Penamaan Badai Sandy
Badai-badai yang terjadi di AS mudah diingat, sebab dinamakan dengan nama yang enak didengar dan bagus. Lihat saja nama Katrina, Isaac, dan Sandy.
Android 4.2, Si Jelly Bean yang Makin Manis
Google mengklaim Android Jelly Bean 4,2 tampil lebih cepat, cantik, dan mudah. Sejumlah fitur baru telah dibenamkan untuk membuat Jelly Bean 4,2 bersaing dengan sistem operasi saingan mereka, semisal iOS 6 Apple dan Windows Mobile 8 Microsoft.
Sembilan Elemen Jurnalisme
MENGENAKAN kaos biru berlogo Google, Paul McDonald memperkenalkan produk baru perusahaannya. Produk ini digadang-gadang mampu mempermudah umat manusia untuk berkirim dan membaca email. Produk baru ini merupakan revolusi besar dalam berkirim surat di dunia maya. Kita akan semakin terbebas dari keyboard dan mouse. Google menamakannya Gmail Motion.
Hard-line Indonesian police shave punkers' mohawks
BANDA ACEH, Indonesia (AP) — Police in Indonesia's most conservative province raided a punk-rock concert and detained 65 fans, buzzing off their spiky mohawks and stripping away body piercings because of the perceived threat to Islamic values. PHOTO: Chaideer Mahyuddin/ACEHKITA.COM
Jumat, November 09, 2012
Kebanggaan dari Pucuk Bakau
Selasa, Oktober 30, 2012
Sejarah Penamaan Badai Sandy
BADAI Sandy menghantam sejumlah kota di Amerika Serikat. Badai ini menyebabkan 6,5 juta jiwa warga di Washington D.C. dan 13 negara bagian lainnya hidup dalam kegelapan. Banjir menyelimuti negara-negara bagian tersebut.
Banjir air laut di lokasi pembangunan Ground Zero, New York, Amerika Serikat, Senin (29/10). | FOTO: JOHN MINCHILLO/AP
Amerika Serikat menjadi negara langganan dihantam badai. Pada 2005 lalu, wilayah Florida, Mississipi, dan Alabama dihantam badai Katrina.
Badai-badai yang terjadi di AS mudah diingat, sebab dinamakan dengan nama yang enak didengar dan bagus. Lihat saja nama Katrina, Isaac, dan Sandy.
Bagaimana badai tersebut dinamai? Sejarah penamaan badai dimulai ketika masyarakat yang tinggal di Pantai Karibia dihantam badai. Situs geology.com menulis, saat dihantam badai masyarakat Karibia menamakan badai tersebut dengan nama-nama santa, seperti "Badai San Felipe".
Bahkan, ketika dua badai yang menghantam Karibia di tanggal yang sama tapi tahun yang berbeda, masyarakat di sana akan menamakan badai itu, mereka akan menamakan dengan "Badai San Felipe I" dan "Badai San Felipe II".
Badan Meteorologi Amerika Serikat kemudian juga memberi nama untuk badai yang menghantam negara tersebut. Penamaan didasarkan pada garis lintang dan garis bujur sumber terjadinya badai. Namun pola penamaan ini susah untuk diingat dan dikomunikasikan, sehingga sering terjadi kekeliruan.
Selama perang dunia kedua, ahli cuaca militer yang bekerja di Pasifik memulai penamaan badai dengan nama perempuan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan.
Pada 1953, pola penamaan ala ahli cuaca militer ini diadopsi oleh National Hurricane Center untuk menamakan badai yang bersumber di Samudera Atlantik. Sejak saat itu, penamaan badai pola ini menjadi lebih mudah dan mampu meningkatkan kepedulian publik terhadap ancaman badai.
Di tahun 1978, para ahli cuaca yang memantau badai di Timur Laut Pasifik mulai memberi nama badai dengan nama lelaki. Pada 1979, ahli cuaca menamakan badai di Samudera Atlantik dengan nama orang laki-laki.
Saban tahun ada 21 nama yang dipersiapkan untuk badai, yang dimulai dengan alfabet yang berurutan. Namun alfabet Q, U, X, Y, dan Z tidak digunakan.
Badai yang terjadi pada awal tahun diberi nama dengan huruf awalnya "A" dan yang kedua "B", begitu seterusnya.
World Meteorological Organization telah mempersiapkan enam daftar nama badai yang terjadi di Atlantik pada 2012-2018. Enam daftar ini berlaku lagi untuk enam tahun mendatang.
Badai Sandy yang terjadi di penghujung Oktober 2012 ini merupakan badai ke 18 yang terjadi akibat siklon tropis di Atlantik. Sebelumnya, badai yang telah terjadi di antaranya Alberto, Beryl, Debby, Ernesto, Oscar, Nadine, dan Rafael.
Tahun depan, World Meteorological Organization telah mempersiapkan nama Andrea, Barry, Chantal, Erin, Ingrid, Lorenzo, Melissa, Olga, Pablo, Rebekah, Wendy (serta beberapa lainnya) untuk badai yang diperkirakan akan terjadi di laut Atlantik.
"Badai tropis" yang diberi nama adalah yang kecepatan anginnya mencapai 39 mil per jam, misal "Tropical Storm Fran". Jika badai dengan kecepatan angin 74 mil per jam yang disebut dengan hurikan, maka namanya adalah "Hurricane Fran". [Fakhrurradzie Gade/geology.com]
Android 4,2, Si Jelly Bean yang Makin Manis
BADAI Sandy yang tengah melanda New York tak menyurutkan niat Google untuk meluncurkan sistem operasi Android terbaru. Bertempat di New York, pada Senin (29/10) Google memperkenalkan Android versi 4,2 yang masih dinamakan dengan Jelly Bean.
Pengenalan Android baru ini berbarengan dengan peluncuran smartphone Nexus 4 dan tablet Nexus 10. Kedua produk baru ini akan menggunakan sistem operasi Android 4,2. Nexus 4 merupakan telepon pintar kerjasama Google dengan vendor asal Korea Selatan, LG. Sedangkan Nexus 10 yang diproduksi Google bareng Samsung, merupakan suksesor Nexus 7 bikinan Asus.
Google mengklaim Android Jelly Bean 4,2 tampil lebih cepat, cantik, dan mudah. Sejumlah fitur baru telah dibenamkan untuk membuat Jelly Bean 4,2 bersaing dengan sistem operasi saingan mereka, semisal iOS 6 Apple dan Windows Mobile 8 Microsoft.
Di Android 4,2, Google menambah fitur Photo Sphere, yang memungkinkan kamera menjepret foto 360 derajat. "Jepret atas, bawah, dan sekeliling Anda," tulis Google di situs android.com.
Lihat video demo Photo Sphere di bawah ini yang dibuat oleh Director of Product Management Android Hugo Bara menggunakan Nexus 4.
Hasil jepretan Photo Sphere bisa diunggah langsung ke Google+ atau dishare dengan mudah ke surel, Twitter, Facebook, atau situs jejaring sosial lainnya. Nah, dengan Photo Sphere pula, Anda bisa membuat foto 360 derajat layaknya Street View di Google Maps.
Keyboard di Android 4,2 ini juga dibekali dengan "Gesture Typing" yang --menurut Google-- akan memudahkan dalam penulisan pesan. "Cukup gerakkan jari ke huruf yang ingin diketik dan angkat setelah setiap kata."
Sisi lain yang menarik adalah fitur multiple user. Jadi, kini Anda tidak perlu khawatir lagi berbagi penggunaan tablet dengan orang lain. Sebab, mereka bisa login dengan user tersendiri.
Setiap pengguna tablet, melalui fitur ini, mempunyai homescreen, widget, background, aplikasi, dan game tersendiri. Anda bisa memberikan setiap orang ruang mereka sendiri. Kemampuan multitasking juga semakin membaik melalui Android 4,2 ini.
Sebenarnya, fitur ini telah diperkenalkan Sony di Xperia Tablet S yang berjalan di Android 4,0 Ice Cream Sandwich.
Google menjanjikan Android 4,2 berjalan lebih cepat dan lembut dibandingkan dengan versi sebelumnya. Kemampuan grafis yang lebih bagus dan perpindahan antaraplikasi yang sangat cepat.
Lihat video demo berikut ini.
Android 4,2 Jelly Bean yang makin apik ini akan bisa dinikmati seiring dengan dijualkan Nexus 10 di pasar Amerika Serikat pada 13 November mendatang. []
Kamis, Agustus 30, 2012
Foto-foto Sony Xperia Tablet S
Xperia Tablet S merupakan suksesor Sony Tablet S. Jika sebelumnya diotaki oleh prosesor Nvidia Tegra 2 (dual-core/berotak ganda), Xperia Tablet S menggunakan Nvidia Tegra 3 Quad-core sebagai dapur pacunya. Sony mengklaim, dengan prosesor Tegra 3, Xperia Tablet mampu beroperasi lebih smooth dan lebih cepat.
Desain yang dipilih Sony terbilang ciamik. Bagian belakang-atas sabak ini lebih tebal dibandingkan dengan bagian bawah. Bayangkan seperti Anda menggulung lembaran majalah. Fungsinya, ketika meletakkan di atas meja, Anda tak perlu mencari pengganjal lain agar mata nyaman mengakses tablet ini. Fungsi lain, akan memudahkan ketika pengguna memegangnya.
Sony tampaknya tak main-main di lini smartphone dan tablet. Untuk tablet ini saja, Sony membekalinya dengan layar teknologi Bravia, yang selama ini telah digunakan di produk televisi, berukuran 9,4 inci (1.280 x 800). Dengan teknologi Bravia, layar lebih jernih dan nyaman dipandang mata. Di jajaran telepon pintar, Sony telah menggunakan teknologi ini di sejumlah produk, seperti Xperia S, Xperia P, Xperia Arc S, Xperia U, Xperia sola, dan Xperia go.
Teknologi Bravia ini membuat foto dan video yang diambil dengan kamera 8.0 Megapixel yang dibenamkan di tablet, makin ciamik saja. Tablet ini cocok bagi Anda yang suka bekerja di luar (outdoor) atau menjadi teman ketika Anda memasak di dapur. Sebab, layarnya tahan percikan air (splash).
Memindahkan foto dari kartu memori di kamera ke tablet, kini bukan lagi persoalan. Xperia Tablet menyediakan slot SD card agar memudahkan pemindahan file ke dalam tablet. Jadi, tak perlu lagi sibuk mencari konektor atau konverter.
Tak perlu khawatir file yang ada di tablet diakses oleh anak kecil atau orang lain, sehingga mengganggu privasi. Selain fasilitas akun utama (superadmin), tablet ini memungkinkan kita menambah akun tamu (guest account), sehingga orang lain yang meminjam tablet Anda bisa mengakses tablet melalui akun tersebut.
Teknologi suara? Jangan takut, Sony menghadirkan teknologi andalannya di Walkman. Di Xperia S produksi 2012, Sony membenamkan xLoud, yang mampu membuat suara/audio lebih keras, tapi tetap nyaman di telinga.
Android 4.0 atau Ice Cream Sandwich akan menjadi sistem operasi Xperia Tablet S. Sony berjanji akan meningkatkan sistem operasi ke Jelly Bean (Android 4.1). Sony mengklaim, sabak mereka yang baru ini bisa berjalan secara multitasking. Jadi, ketika asik menonton film kesayangan, Anda masih bisa mengakses surat elektornik atau menghitung uang melalui kalkulator. Teknologi ini dinamakan Small App.
Xperia Tablet S, meski baru diperkenalkan pada Rabu, 29 Agustus 2012, bisa diperoleh di pasar Amerika Serikat pada 9 September 2012. Belum ada kabar kapan tablet ini akan menggebrak pasar Indonesia. Soal harga, tergantung kapastitas ruang penyimpanan dan model koneksi. Tablet ini mulai dijual dengan harga USD400 atau sekira Rp3,8 juta, dengan kurs 9.500 per dollar.
Tertarik? Untuk memudahkan Anda dalam menilai produk baru Sony ini, kami mengunggah beberapa foto dan video di bawah ini.
Xperia Tablet S, Sabak Terbaru Sony
BANDA ACEH | ACEHKITA.COM -- Sony akhirnya mengumumkan secara resmi kehadiran tablet yang dinamakan dengan Sony Xperia Tablet S. Ini merupakan tablet (sabak) yang dipersenjatai dengan prosesor Tegra 3 dari NVIDIA. Tablet dijual mulai Rp3,8 juta.
Sony Xperia Tablet S yang diperkenalkan di Jepang hari ini (Rabu, 29 Agustus 2012) akan dipasarkan di Amerika Serikat mulai September nanti. Suksesor Tablet S ini akan diluncurkan dengan sistem operasi Ice Cream Sandwich alias Android 4.0. Namun Sony berjanji sistem operasinya bisa ditingkatkan menjadi Jelly Bean (Android 4.1).
Layar tablet baru Sony berukuran 9,4 inci (1.280 x 800) dengan teknologi Bravia. Resolusi layar mampu memutar video high definition (HD) 1080i. Kapasitas gudang penyimpanan 64 GB. Namun, Sony merilis tiga variasi kapasitas, yaitu 16, 32, dan 64 GB.
Baterai 6.000 mAh yang dipasang di Xperia Tablet S diklaim tahan 10 jam ketika layar dalam kondisi nyala terus.
Seperti Tablet S yang diperkenalkan tahun lalu, Sony masih mempertahankan infrared (IR) di perangkat Xperia Tablet S. Infrared ini bisa menjadikan tablet ini sebagai remote bagi televisi Anda.
Desain Xperia Tablet S terbilang ciamik dan tipis. Namun, Sony membuat di sisi atas tablet lebih tebal agar memudahkan pengguna ketika tablet diletakkan di atas meja.
Sony mulai akan memasarkan tablet ini di Amerika Serikat pada 7 September pekan depan. Bahkan, sejak hari ini, Sony telah membuka pre-order untuk pemesanan tablet yang dirilis dalam tiga varian gudang penyimpanan. Xperia Tablet S berkapasitas 16GB dijual seharga USD 400 (Rp3,8 juta, kurs 9.500/dollar). Kapasitas 32GB dijual USD 500, dan USD 600 bagi yang berkapasitas 64GB.
Selain itu, bagi Anda yang tertarik dengan aksesoris, Sony menyediakan keyboard yang mirip dengan kepunyaan tablet Surface milik Microsoft. Lalu ada dock untuk HDMI dan USB, dock speaker, dan lainnya. Bagaimana, Anda tertarik untuk memilik tablet teranyar dari Sony? []
Rabu, Agustus 29, 2012
Kisah Pengumpul Naskah yang Tercecer
Di sudut lain, agak tersembunyi dari ruang tamu, naskah kuno yang lain tersusun seadanya. Di sini, ada sekitar lima buku kuno. Ada Mir-at al Tullab karangan Syeikh Abdul Rauf Al Singkili atau yang tenar dengan nama Syiah Kuala. Kitab ini menjadi rujukan Syiah Kuala, hakim agung kerajaan, dalam memutuskan pelbagai perkara di Kesultanan Aceh Darussalam. Mir-at al Tullab digunakan pada masa pemerintahan Ratu Safiatuddin (1641-1675) hingga Ratu Kamalat Syah (1688-1699).
Tarmizi berkenalan dengan naskah kuno usai lawatannya ke Singapura pada 1995 lalu. Itu pun secara tak sengaja. Pada tahun itu, Tarmizi mengunjungi negeri singa untuk sebuah urusan dinas kantornya. Saat mengunjungi salah satu museum di Singapura, Tarmizi melihat sejumlah koleksi naskah kuno yang ditulis oleh orang Aceh tempo dulu. Di Aceh, Tarmizi tak menjumpai naskah kuno ini.
“Mereka mengoleksi mahakarya orang hebat Aceh,” kata pria yang akrab disapa Cek Midi itu, Jumat (27/5).
Begitu pulang ke Aceh, Tarmizi bertekad untuk melestarikan peninggalan indatu-nya. Ia mulai berburu naskah kuno yang tercecer pada warga Aceh. Manuskrip pertama yang dia peroleh yaitu Sir al Salikin, karangan Syeikh Abdul Samad Palembani. Kitab ini diperoleh dari seorang warga di Kecamatan Jeunieb, Bireuen, pada pertengahan 1995. Ia juga berburu hingga ke Riau.
“Manuskrip yang saya simpan merupakan yang tercecer dari masyarakat di seluruh Aceh,” ujar Tarmizi.
Pelbagai macam cara digunakan untuk memperoleh literatur kuno yang sarat dengan ilmu pengetahuan itu. Kadangkala, ia menukar naskah dengan al-Quran cetakan masa kini. Di lain waktu, ia melakukan barter: naskah ditukar dengan beras atau padi.
“Kalau kita beli tidak sanggup, karena nggak ada standard harga. Kalau dipatok harganya pun, pasti tidak sanggup kita beli,” ujar suami Nurul Husna ini. “Saya cuma memberikan kompensasi pada mereka sebagai ucapan terimakasih.”
Pun begitu, tak terhitung lagi entah berapa ratus juta uang telah dikeluarkan Tarmizi. Terakhir, ia menjual enam petak tanah peninggalan orangtuanya di Pidie, untuk membiayai perawatan naskah yang telah dikoleksinya.
Usahanya melestarikan peninggalan masa lampau tak sia-sia. Hingga kini, di rumahnya, Tarmizi telah mengoleksi sekitar 500 naskah kuno. “Naskah-naskah itu gudang ilmu pengetahuan. Ada soal tasawuf (sufi), agama, astronomi, psikologi, sejarah, tauhid, hukum Islam (fiqh), termasuk ilmu perbintangan, ilmu falaq,” kata dia. “Tinggal Aceh, dan Indonesia saja yang harus memanfaatkannya.”
Pelan-pelan, ia mengajak kawannya yang peduli pada naskah kuno untuk mengalih-aksarakan naskah itu: dari Arab-Jawi ke latin. Baru dua kitab saja yang telah rampung dialih-aksarakan, yaitu Nazam Aceh (Syair Perempuan Tasawuf Aceh) karangan Pocut di Beutong dan Hujjah Baliqha Ala Jama Mukhashamah karya Jalaluddin bin Syekh Jamaluddin Ibnu Al Qadhi.
Sedangkan Mir-at Al Thullab, Tarjuman Multafiq (keduanya karangan Syiah Kuala); Durar Li Syarhi Al Aqaid karangan Syeikh Nuruddin Al Raniry; dan Tajjul Muluk, masih dalam proses alih-aksara. “Biar anak muda sekarang bisa belajar,” kata dia.
Usaha lain, ia mendigitalisasi naskah-naskah itu. Baru 20 judul naskah saja yang berhasil didigitalisasi. Selain kekurangan dana, Tarmizi juga terhambat di sumberdaya manusia. “Seharusnya ada gerakan yang masif untuk mendigitalkan naskah-naskah ini,” sebut Tarmizi.
Keuntungan digitalisasi, selain agar naskah ini punya salinan, “Saya punya cita-cita naskah ini juga bisa diakses siapa pun, dari mana pun juga. Jadi tidak mesti datang ke rumah saya,” katanya.
Jika kelak naskah itu diunggah ke perpustakaan di internet, Tarmizi berharap bisa menemukan naskah serupa di negara lain, sehingga bisa menyempurnakan bagian-bagian naskah yang hilang.
Lagi-lagi, keterbatasan dana menjadi penghambat upaya Tarmizi mengawetkan manuskrip ini. Pada tahun pertama usai tsunami, Tarmizi memperoleh bantuan dari Pemerintah Jepang untuk merestorasi naskah yang sobek atau dimakan rayap. Namun belum semua naskah berhasil direstorasi. “Harga kertasnya mahal, satu meter saja hingga Rp 23 juta. Tidak sembarang kertas,” ujarnya. Kertas untuk restorasi menyerupai kertas plastik berserat tipis. Warnanya putih.
Merawat ratusan naskah kuno perlu dana besar. Sebagai seorang pegawai tingkat menengah, jelas Tarmizi bakal kelimpungan. Jadilah, ia hanya merawat manuskrip-manuskrip itu dengan cara yang masih sangat tradisional. Ia membalut manuskrip itu dengan kain yang telah ditaburi kapur barus, lada hitam, lada putih, dan cengkeh. “Biar rayap tidak memakan buku-buku ini,” kata Tarmizi.
Beruntung, kertas buku, mushaf, al-Quran, dan kitab yang diproduksi negara-negara Eropa pada akhir abad 18 dan awal abad 19 cocok untuk suhu di Aceh. “Bisa bertahan ratusan tahun asal dipelihara dengan baik,” kata Dr. Annabel Gallop, peneliti dari The British Library.
Menurut Annabel, naskah karangan ulama Aceh pada abad 16 hingga 19 punya ciri khas tersendiri. Seni kaligrafi dan hiasan di sampul dan di pinggir setiap halaman, mempunyai nilai seni tinggi. “Mungkin ini identitas bangsa. Struktur yang digunakan juga sama, ada garis vertikal di setiap lukisan gambar di pinggir halaman. Tapi Aceh masih kalah dengan seni dari Pattani, Thailand Selatan,” ujar doktor asal Inggris ini.
Annabel menyayangkan jika Tarmizi dibiarkan seorang diri merawat ratusan naskah yang punya nilai tinggi ini.
Lantas, adakah perhatian dari pemerintah untuk merawat naskah ini? Menurut Tarmizi, ia pernah menerima tawaran untuk menyimpan ratusan naskah itu di Museum Negeri Aceh dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Perpustakaan Nasional pernah meminta Tarmizi menjual manuskrip itu. Namun ia menolak. Jika dijual, naskah-naskah itu akan diangkut ke Jakarta.
Ia juga mendapat tawaran Museum Aceh untuk menyimpan naskah itu di sana. Tapi tak jelas bagaimana mekanisme perawatan dan penyimpanan di museum, termasuk bagaimana kalau naskah itu hilang dan terbakar. Hal-hal teknis itulah yang kemudian mengurungkan niat Tarmizi untuk mengabaikan tawaran museum.
Menurut Tarmizi, jika pemerintah serius untuk melestarikan manuskrip yang menggambarkan kegelimangan Aceh di bidang pendidikan dan seni budaya pada masa lampau, ada baiknya membantu upaya yang tengah dilakukan sekarang ini, yaitu digitalisasi. Ia butuh banyak mikrofilm dan sumberdaya manusia.
Tarmizi menghabiskan separuh usia dan hartanya untuk melestarikan peninggalan indatu, agar generasi Aceh masa kini bisa mempelajari pelbagai pengetahuan yang telah diabadikan pendahulunya. “Saya bangga menyimpan naskah-naskah ini,” aku pria kelahiran Pidie, 45 tahun silam ini. [A, ACEHKITA.COM, 30 Mei 2011]
[ARSIP] Darimana Datangnya Amunisi GAM?
Selasa, Agustus 28, 2012
Hard-line Indonesian police shave punkers' mohawks
After replacing their "disgusting" clothes, he handed each a toothbrush and barked "use it."
Here, adultery is punishable by stoning to death. Homosexuals have been thrown in jail or lashed in public with rattan canes. Women are forced to wear headscarves and told, please, no tight pants.
It's not clear why police decided to hone in on punks.
They would spend 10 days getting rehabilitation, training in military-style discipline and religious classes, including Quran recitation, he said. Afterward, they'll be sent home.
Twenty-year-old punker, Fauzan, was mortified.
"Why? Why my hair?!" he said, pointing to his cleanly shaven head. "We didn't hurt anyone. This is how we've chosen to express ourselves. Why are they treating us like criminals?"
The women, some in tears, were given short, blunt bobs.
Hasan insisted he'd done nothing wrong.
"We're not torturing anyone," the police chief said. "We're not violating human rights. We're just trying to put them back on the right moral path."
However, Nur Kholis, a national human commissioner, deplored the detentions, saying police have to explain what kinds of criminal laws have been broken.
"Otherwise, they violated people's right of gathering and expression," Kholis said, promising to investigate.
Aceh — where Islam first arrived in Indonesia from Saudi Arabia centuries ago — enjoys semiautonomy from the central government.
Senin, Agustus 27, 2012
Tentang Jurnalis yang Terbunuh
Selain konflik dan perang, hot zone lain bagi jurnalis adalah liputan isu politik. Banyak wartawan yang menyukai liputan bertemakan ini.
Isu konflik/perang dan politik inilah, yang kemudian menjadi bumerang bagi jurnalis itu sendiri. Committee to Protect Journalist, sebuah lembaga berkantor di New York, Amerika Serikat, mencatat, pada 2012, 50 persen kematian jurnalis diakibatkan meliput perang dan 53 persen mati karena liputan isu politik.
Kasus teranyar kematian jurnalis dalam liputan perang menimpa Mika Yamamoto, jurnalis Jepang. Ia tewas dibunuh oleh milisi Al-Asad di Suriah dalam sebuah liputan, pada 20 Agustus 2012.
Berikut adalah kultwit saya tentang petaka yang menimpa jurnalis di seluruh dunia, berdasarkan data dari Committee to Protect Journalist. Kultwitt ini saya lakukan melalui akun @efmg dengan tagar (hastag) #jurnalis #cpj dan #TahukahAnda.
Selamat menikmati. .. (feel free to follow me at @efmg)
1.
2.
3. Kasus teranyar kematian
4. Pada 24 Mei 2012,
5.
6.
7. Sepanjang 2012, 1
8. Hari ini, saya akan kembali mentwit ttg kasus kematian
9.
10.
11.
12.
13. 41%
14. Pd 2011, 86
15.
16. Lagi2,
17. Pd 2011, Pakistan menjadi negara paling berbahaya bagi
18. Mnrt CPJ, tiada
19. 34%
20. Pd 2011, pembunuhan terhadap
21. Sbnyk 179
22. "Tidak ada berita yang lebih berharga ketimbang nyawa". Closing
23. Thanks. Semoga kt terhindar dari bahaya kala bertugas sbg
24. Resources, tips for journalists covering conventionshttp://cpj.org/security/2012/08/resources-tips-for-journalists-covering-political.php …
25. Jurnalis Jepang Tewas Dibunuh Milisi Pro-Assad http://bit.ly/NrLQow