Senin, Agustus 27, 2012

Tentang Jurnalis yang Terbunuh

KONFLIK merupakan wilayah yang acap disukai kalangan jurnalis. Banyak media mengirimkan jurnalisnya untuk meliput konflik atau peperangan di sebuah daerah atau negara. Kadang-kadang, liputan konflik/perang menempati kasta utama dalam sebuah wish-list liputan untuk mendongkrak pengalaman --dan juga karir.

Selain konflik dan perang, hot zone lain bagi jurnalis adalah liputan isu politik. Banyak wartawan yang menyukai liputan bertemakan ini. 

Isu konflik/perang dan politik inilah, yang kemudian menjadi bumerang bagi jurnalis itu sendiri. Committee to Protect Journalist, sebuah lembaga berkantor di New York, Amerika Serikat, mencatat, pada 2012, 50 persen kematian jurnalis diakibatkan meliput perang dan 53 persen mati karena liputan isu politik.

Kasus teranyar kematian jurnalis dalam liputan perang menimpa Mika Yamamoto, jurnalis Jepang. Ia tewas dibunuh oleh milisi Al-Asad di Suriah dalam sebuah liputan, pada 20 Agustus 2012.

Berikut adalah kultwit saya tentang petaka yang menimpa jurnalis di seluruh dunia, berdasarkan data dari Committee to Protect Journalist. Kultwitt ini saya lakukan melalui akun @efmg dengan tagar (hastag) #jurnalis #cpj dan #TahukahAnda. 

Selamat menikmati. .. (feel free to follow me at @efmg)

1. , 34  terbunuh sepanjang 2012 di seluruh dunia. 

2. , 929  terbunuh sejak 1992. Sementara 473 jurnalis hidup di pengasingan di seluruh dunia. 

3. Kasus teranyar kematian  saat bertugas dialami dari Japan Press. Ia tertembak saat meliput konflik Syiria. 

4. Pada 24 Mei 2012,  ditembak mati o/ 4 pria bersenjata di Mogadishu, Somalia. Ia  Shabelle Media Network. 

5.  ditembak mati di Galkayo, Somalia, pd 2-5-2012. Ia  Radio Daljir, Simba Radio.  

6. , Syiria merupakan negara paling berbahaya bg di thn 2012. Di sini, ada 18 kasus  killed. Gmn dg Indonesia?

7. Sepanjang 2012, 1  terbunuh di Indonesia, yaitu Leiron Kogoya, Papua Pos Nabire, Pasifik Pos Dail, pd 8-4-2012. 

8. Hari ini, saya akan kembali mentwit ttg kasus kematian  di dunia, base on data dari  Committee to Protect Journalist.

9. , sepanjang 2012, 6  terbunuh di Somalia.

10. , Somalia menjadi negara nomor 2 paling mengerikan bagi . Ini artinya setelah Suriah (16 tewas). 

11. , Brazil menjadi negara ketiga paling mengerikan bagi, setelah tiga wartawan di negara ini terbunuh. 

12. , di Indonesia,India,Nigeria,Pakistan,Ecuador,Banglades, Bahrain,Lebanon,&Thailand, msg2 satu  terbunuh di 2012.

13. 41%  tewas dlm kontak tembak, 9% liputan berbahaya, dan 47 persen akibat dibunuh. 

14. Pd 2011, 86  terbunuh saat jalankan tugas. Menurut , 47 motive confirmed, 34 motive unconfirmed. 5 lainnya pekerja media

15.  yg terbunuh pd 2011, 60% meliput isu politik, 21% kriminal, 19% liput perang, 17% isu korupsi, 15% isu HAM, & 6% isu budaya.

16. Lagi2,  yg tewas kala bertugas krn "dibunuh" (47%). Lalu krn "liputan berbahaya" 38%. Yg tewas dlm perang 15%. 

17. Pd 2011, Pakistan menjadi negara paling berbahaya bagi . Di sini, 7 jurnalis tewas. Lalu ada Irak dan Libya (msg-msg 3 tewas).

18. Mnrt CPJ, tiada  yg trbunuh di Indnesia pd 2011. Mexico,Brazil->3 org, Di Suriah,Mesir,Filipin,Afgan,Bahrain,Yaman,Somalia->2 org.

19. 34%  yang terbunuh itu berstatus Freelance. 

20. Pd 2011, pembunuhan terhadap  dilakukan oleh kelompok kriminal (32%). Pada 2012 berubah jadi "kelompok politik" (56%).

21. Sbnyk 179  dipenjara pd 2011. Iran (42 jurnalis), Eritrea (28), China (27), Burma (12), Suriah (8), Turki (8), Israel (7). 

22. "Tidak ada berita yang lebih berharga ketimbang nyawa". Closing soal petaka yg menimpa  di dunia. Thanks.

23. Thanks. Semoga kt terhindar dari bahaya kala bertugas sbg   

24. Resources, tips for journalists covering conventions

25. Jurnalis Jepang Tewas Dibunuh Milisi Pro-Assad 

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting