Sabtu, Juni 26, 2010

Sang Pemimpi pun Identik Ariel

TADI malam, Jumat (25/6), saya menyempatkan diri singgah di salah satu toko yang menjual cakram-padat-digital (DVD). Sudah dua malam saya berburu DVD, mencari sejumlah film yang saya rasa layak untuk ditonton. Malam sebelumnya, saya masuk ke toko yang berbeda dengan malam ini. Di sana, saya menemukan film "The A Team". Kata kawan saya, film ini layak ditonton. Jadilah saya membeli kepingan DVD bajakan ini. Sebenarnya, saya tidak mencari film ini.

Film buruan saya justru "Karate Kid", yang diperankan komedian gaek Jacky Chan. Saya pengagum berat film laga-kocak si Jacky. Promosi bertubi-tubi di layar kaca membuat saya penasaran. Saya juga terpesona dengan Jaden Smith, bocah kulit hitam yang tampil memukau. Ia mewarisi bakat akting dari sang ayah: Will Smith!

Malam itu, saya terpaksa menelan kecewa, karena kualitas DVD "Karate Kid" belum bagus. Maklum, hasil reproduksi film yang diputar di bioskop-bioskop. Sebelum memutuskan tidak mengambil Karate Kid, dua kali saya bertanya pada si penjual, seberapa parah "ketidakbagusan-kualitas" gambar film ini.

"Sangat parah," kata seorang dara, yang saya taksir berusia 20 tahun. "Masih gelap."

Saya membayar The A Team dengan hati kecewa, karena film yang saya taksir tak bisa dibawa pulang.

Tak hanya berburu di kedai DVD, saya juga rajin berselancar ke forum-forum yang menyediakan kanal Movie. Saya menyambangi Kaskus, Indofiles, hingga bertanya pada Paman Google. Semua situs itu bersepakat: kualitas gambar Karate Kid masih rendah! Hingga kemudian saya tidak jadi mengunduhnya.

Nah, saking tak sabarnya melahap film ini, tadi malam saya kembali menyambangi kedai yang menjual DVD di kawasan Peunayong. Ini sebenarnya kedai-DVD langganan saya. Mata saya menyapu setiap sudut rak yang memamerkan beragam film. Saya justru menemukan Kingdom of Heaven-nya Orlando Bloom: film yang bercerita perang salib tanpa mendiskreditkan Islam.

Di rak lain, saya menemukan Iron Man 2. Baiklah, saya mengambil si manusia besi ini. Saya terpikat dengan cerita-grafis-efek Iron Man edisi sebelumnya. Nyaris semua rak yang saya kunjungi, tak ada satu pun tulisan Karate Kid yang berhasil mencuri perhatian dua bola mata saya.

"Sudah habis," kata seorang penjaga.

Uh, saya kembali memendam kecewa, kendati malam tadi saya membawa pulang Iron Man 2.

Sembari menunggu Iron Man 2 diuji-coba di layar televisi 14 inci milik penjual, saya berkeliling mencari film Indonesia yang lumayan lama saya tunggu. Ini adalah skuel dari film yang diangkat dari novel best seller karya Andrea Hirata. Ya, Sang Pemimpin, yang meneruskan sukses Laskar Pelangi.

"Oh, film Ariel, Bang," kata penjual.

"Bukan karena Ariel-nya," kata saya.

"Iya, film sambungan Laskar Pelangi kan. Nah, di situ kan Ariel juga main."

Saya mengangguk.

Film mesum yang diduga "diperankan" Ariel, vokalis grup band Peterpan, bersama dua artis papan atas: Luna Maya dan Cut Tari, mendongkrak popularitas Ariel sebagai pemain film. Padahal, Sang Pemimpi merupakan debut pertama artis yang punya nama lengkap Nazril Irham ini. Tapi, ya itu tadi, dua film mesum yang diduga milik Ariel telah mendongkrak nama Ariel menjadi semakin terkenal.

Tapi, saya hakkul yakin, Sang Pemimpi-nya Mira Lesmana dan Riri Riza terkenal bukan karena Ariel, tapi karena kekuatan cerita dan akting para pemain. [efmg]

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting