Selasa, Mei 24, 2005

Coming Soon
Aceh Interaktif

Salam,
Kawan-kawan, dalam beberapa pekan mendatang, Aceh Interaktif dengan alamat situsnya http://www.acehinteraktif.com akan segera online. Ini merupakan pengembangan dari blog ini. Namun, saya berusaha untuk tidak menjadikan Aceh Interaktif sebagai rumah pribadi, namun bisa dijadikan rumah bagi semua orang yang ingin membaca beberapa berita Aceh.

Insya Allah, saya akan mengupdate tiap hari berita yang ada di sana.

Saleum,
Redaksi AcehInteraktif

Sabtu, Mei 07, 2005

Damai

"Damai". Kata indah nan mahal di kampung saya.

Saya tidak mengada-ada. Jika tidak percaya, silakan baca berita di media-media yang Anda percayai. Jika di media yang Anda percayai tidak termaktub, silakan cari di media-media lain, yang Anda yakini itu bukan propaganda.

Dalam dua pekan terakhir ini, salakan senjata di kampung saya semakin terasa. Ada penyanderaan warga yang dilakukan GAM, yang kemudian diikuti tindakan menyandera keluarga GAM. Aksi saling sandera ini, dilakukan oleh siapa saja, tidak bisa ditolerir. Lalu, kekerasan bersenjata juga kembali merenggut warga sipil.

Rabu (4/5) lalu, satu bocah, satu lelaki meninggal setelah timah panas melukai tubuh warga tak berdosa ini. Itu belum lagi enam warga sipil lainnya, hingga hari ini masih dirawat di RSUD Cut Meutia, Lhokseumawe. Insiden yang terjadi di Simpang Jambee itu, juga melukai tiga prajurit TNI. Insiden ini bermula ketika pasukan GAM beranggotakan enam orang, sedang beristirahat di jalanan di perkebunan sawit. Namun, sedang asyik beristirahat, sebuah mobil hartop berwarna merah, meluncur. Di dalamnya beberapa pasukan TNI berseragam loreng dan bertopikan baja.

"Saya tidak tahu jika dalam mobil itu ada warga sipil," kata seorang anggota GAM, yang terlibat penyerangan itu, kepada saya, melalui telepon seluler.

Saya bilang ke dia. "Kiban dilei, aneuk manyak ngon ureueng inong jeut keu korban (Gimana nih, anak kecil dan perempuan yang jadi korban)," kata saya. "Kawan saya sampai menangis membaca berita ini."

Terlepas dari apa pun alasan yang diberikan, penyerangan dan kontak tembak, seharusnya tidak perlu terjadi lagi. Namun, belum lagi ingatan itu pudar, pasukan GAM dan TNI kembali bentrokan di Aceh Utara. Dua GAM, satu TNI, tewas setelah tertembak peluru. Satu TNI dan GAM luka.

Pekan ini memang pekan panas di Aceh Utara. Ini yang sempat terpantau media. Gimana yang tidak terpantau media. Tentu kasusnya, mungkin lebih banyak.

Menyedihkan memang. Saya bisa membayangkan, bagaimana kondisi warga Simpang Jambee yang harus berhadapan dengan dua pihak yang punya senjata. Bagaimana dengan warga Seunuddon yang harus mendengar letupan senjata. Tentu, ketakutan dan rasa trauma sangat kentara di wajah mereka. Kalau saya seperti warga-warga itu, saya pasti tidak akan bisa bertahan. Stres, mungkin akan hinggapi saya.

Karena itu, dukung wujudkan damai bersemi di bumi kami. Bumi yang baru saja dilanda gempa dan tsunami. Bumi Tanah Seulanga, yang hampir layu. Bumi Tanah Jeumpa.

Dukung wujudkan impian anak-anak kami untuk bisa sekolah tanpa ada rasa takut. Tanpa ada rasa was-was. Dukung damai, supaya ayah-ayah kami bisa mencari nafkah. Dukung damai, supaya ibu kami bisa mendidik kami secara leluasa. Dukung damai, supaya dendam tidak lagi menguasai para pemegang senjata. Dukung damai, supaya wanita-wanita Aceh tidak mengalami pelecehan seksual. Dukung damai, supaya Aceh menjadi negeri yang baldatun thaiyibatun wa rabbun ghafur.

Satu doa DAMAI dari Anda, laksana laksa bintang yang telah diberikan kepada kami!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting