Kamis, Februari 24, 2005

Kegalauan Media?

Media nasional dan internasional ramai memberitakan sikap baru Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang bersedia melepaskan tuntutan merdeka, yang sudah 30 tahun terakhir ini mereka perjuangkan. Sikap baru GAM itu, kata sejumlah media, dikemukakan oleh Bachtiar Abdullah, jurubicara GAM di Swedia yang hadir dalam perundingan di Helsinki, 21-23 Februari.

Kata Bachtiar Abdullah, GAM bersedia melepaskan tuntutan merdeka dengan sejumlah syarat, di antaranya [dan ini mutlak] penarikan 50,000 pasukan Indonesia yang saat ini diparkir di Aceh, untuk menggempur gerilyawan.

Selain itu, mereka juga meminta supaya ada pemerintahan sendiri (self government) di Aceh, diusut tuntas pelanggaran HAM di Aceh oleh pihak Internasional. Juga, gencatan senjata.

Belum ada respons positif dari Pemerintah Indonesia perihal tuntutan GAM ini.

Oleh media, banyak dilansir berita itu. Anehnya, bahkan GAM dikabarkan sudah menerima otonomi khusus yang ditawarkan Jakarta. Tentu, belakangan Bachtiar Abdullah membantah bahwa pihaknya menerima otonomi khusus.

Media ramai memberitakan tentang polemik GAM menerima Otsus.

***

Akibat berita ini, terjadi pro-kontra di sejumlah warga Aceh. Di milis acehkita, jurnalisme, membangun kembali aceh, kabar GAM menerima Otsus diperbincangkan secara hangat. Bahkan, dia milis acehkita, Syamaun Manyak, yang mengakunya anggota GAM, menolak keras jika pimpinan mereka di Swedia menerima otsus. Kata dia, ini adalah pengkhianatan terhadap perjuangan.

Seorang lain, yang di namanya muncul Sisingamangaraja, juga berkata demikian. Menurutnya, GAM telah berkhianat kepada rakyat Aceh.

Saya tidak tahu di kalangan GAM di lapangan sana. Bisa saja, jika benar seperti diberitakan media, sungguh akan membuat mereka terpukul.

***

Kawan saya pada pagi Rabu (23/2) menghubungi Cowell, semacam staf Humas CMI. Dia menanyakan apakah benar GAM menerima Otsus. Kata Cowell, dia tidak berani mengambil kesimpulan bahwa GAM menerima Otsus yang ditawarkan RI.

“Atas tawaran itu, saya tidak berani menyimpulkan apakah GAM bersikap lebih moderat atau tidak,” kata Cowel.

Saya mengutip acehkita, dalam perundingan kemarin, pihak GAM menegaskan bahwa pihaknya akan meniadakan permintaan merdeka asalkan delegasi RI tidak lagi menyinggung-nyinggung tentang otonomi.

Lalu, polemik itu berakhir setelah Ketua CMI Marti Ahtisari menggelar jumpa pers di Helsinki, pada pukul 15.00 waktu Helsinki atau pukul 20.00 WIB.

Martti menyatakan dalam pembicaraan tiga hari ini, tidak ada persetujuan gencatan senjata (cease fire agreement) melainkan pengaturan gencatan senjata (cease fire arrangement) yang akan dibicarakan kemudian sebagai bagian dari lima agenda yang telah disepakati untuk dibahas.

Kelima agenda tersebut adalah (1) otonomi khusus, atau yang oleh GAM disebut self-government (pemerintahan sendiri); (2) pemberian amnesti kepada anggota GAM dan tahanan politik; dan beberapa instrumen kesepakatan seperti (3) pengaturan keamanan; (4) monitoring dari penerapan kesepakatan; dan (5) kurun waktu pelaksanaan kesepakatan.

***

Ini adalah keterangan resmi dari CMI dan para pihak yang berunding. Namun, anehnya, kabar ini tidak segera menyebar di media nasional. Hingga pukul 02.50 WIB, Kamis (24/2), beberapa media online belum melansir berita ini. Padahal, konferensi pers itu digelar secara langsung melalui internet. Acehkita sendiri, menurunkan sejam setelah konferensi pers.

Besoknya, saya yakin ini menjadi HL [headline]. Koran Tempo, misalnya, menurunkan HL dengan judul GAM Ingin Pemerintahan Sendiri. Di Kompas, berita ini tidak jadi HL. Di Media Indonesia, HL-nya GAM tidak Sebut Tuntutan Merdeka.

Jadi, benarkah media berdiri pada posisi netral dalam memberitakan perundingan GAM dan RI ini? Entahlah, saya tidak terlalu mengerti.

Bagi saya, perundingan ini harus menjadi penuntas konflik di Aceh. Saya berharap, media mendorong proses ini.

Saya yakin, beberapa media nasional, ada yang memprovokasi damai.... selain media alternatif, tentunya. [r]

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting