Sabtu, April 30, 2005

Polisi Bubarkan Aksi Peace for Aceh

Reporter: Radzie - Jakarta

Jakarta, Acehkita. Aksi Lilin Damai untuk Aceh di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibubarkan aparat kepolisian dari Polsek Metro Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (30/4) sekitar pukul 20.30 WIB. Selain mematikan lilin dan mengambil paksa spanduk serta poster, polisi sempat menggiring Koordinator Aksi, Farid Gaban, dan beberapa peserta aksi.

Pembubaran aksi yang sudah berlangsung selama 10 kali saban Sabtu malam, itu terjadi beberapa saat setelah rombongan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, disusul rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan beberapa menteri kabinet, melintasi lokasi aksi.

Menurut Asep Saefullah, salah seorang peserta aksi, penyalaan lilin perdamaian dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Sejak dimulainya aksi, peserta yang hanya enam orang itu, langsung membentangkan spanduk putih berukuran 2x5 meter, menyalakan lilin dan membentangkan beberapa helai spanduk. Beberapa polisi lalulintas terlihat di sekitar lokasi aksi. Bahkan, salah seorang peserta sempat berbincang-bincang akrab dengan polisi yang sedang mengamankan lalulintas.

“Mas Surya (peserta aksi lainnya –red.) sempat ngobrol dengan salah seorang polisi lalulintas yang sedang bertugas di sana. Bahkan polisi itu sempat bertugas di Aceh,” kata Asep Saefullah.

Sekitar pukul 20.00 WIB, mobil Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto melintasi Bundaran Hotel Indonesia, yang kemudian disusul rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat rombongan petinggi negara ini melintas, peserta aksi mengacungkan poster-poster yang mereka usung. Poster-poster itu di antaranya berbunyi, SBY, Hentikan Perang di Aceh, GAM-TNI Stop Perang di Aceh.

Sampai di sini tidak terjadi apa-apa. Namun beberapa saat kemudian, satu per satu personel polisi baik yang berpakaian dinas dan preman, tiba di lokasi. Polisi dari Polsek Metro Menteng menanyakan izin aksi kepada koordinator aksi.

“Kami telah melakukan penyalaan Lilin Damai utnuk Aceh ini selama sepuluh kali, pada setiap Sabtu malam. Dan ini surat pemberitahuan kepada Polres Metro Jakarta Pusat,” jawab Farid Gaban, Koordinator Aksi.

Tidak berapa lama datang lagi beberapa polisi ke lokasi aksi yang berada di sisi utara Bundaran Hotel Indonesia. Negosiasi pun berjalan alot. Saat Farid Gaban melakukan negosiasi, beberapa polisi mematikan puluhan lilin dan menarik paksa spanduk besar yang bertuliskan “Peace for Aceh”.

Setelah kata sepakat tak dicapai, peserta aksi dimasukkan ke mobil patroli dan digiring ke markas Polsek Metro Menteng, yang tak jauh dari lokasi aksi.

Polisi Larang Farid Gaban Demo Malam Hari
Setelah sempat dimintai keterangannya di Mapolsek Metro Menteng, Koordinator Aksi Lilin Damai untuk Aceh Farid Gaban, dilepas sekitar pukul 21.30 WIB. Namun, mantan wartawan Tempo ini dilarang melakukan aksi di malam hari.

“Mereka minta kita tidak demo di malam hari. Kita akan revisi waktu demo,” kata Farid Gaban ketika dijumpai di Polsek Metro Menteng, sesaat setelah dilepaskan. “Mereka bilang batas waktu aksi hanya sampai pukul 18.00 WIB.”

Farid Gaban dan tiga peserta aksi lainnya, sempat diinterogasi selama 30 menit. Dalam pemeriksaan itu, salah seorang polisi menanyakan izin aksi yang dilakukan saban Sabtu malam itu. Namun, Farid mengaku pihaknya sudah pernah memasukkan pemberitahuan ke Polres Metro Jakarta Pusat.

“Kami sudah pernah memberitahukan ke Polres,” kata Farid, sembari menunjuk rekannya yang bertugas memasukkan surat pemberitahuan.

Salah seorang polisi lainnya, membenarkan Farid Gaban Cs sudah pernah memberitahukan perihal aksi kepadanya. “Namun saat itu saya sarankan, tidak pada malam hari. Tapi tidak diindahkan,” kata polisi tadi.

Di sela-sela pemeriksaan Farid sempat menanyakan, apakah pembubaran aksi dan penanggkapan dirinya ada kaitannya dengan rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang melintasi kawasan itu. “Tidak ada hubungannya,” jawab polisi itu.

Menurut polisi tadi, boleh-boleh saja unjukrasa digelar di Bundaran Hotel Indonesia. Namun, tidak dilakukan pada malam hari. “Kalau perlu, kami akan kawal,” kata polisi tersebut.

Aksi menyalalakan Lilin Damai untuk Aceh sudah berlangsung selama sepuluh pekan. Selain menyalakan puluhan lilin, peserta aksi juga membagi-bagikan selebaran dan membentangkan poster yang meminta penghentian perang dan mewujudkan perdamaian di Aceh. Serangkaian dengan aksi ini, Farid Gaban cs juga sukses menggalang ratusan orang untuk membubuhkan tandatangannya di Petisi Damai untuk Aceh, beberapa waktu lalu. [dzie]

Baca juga:
DITANGKAP

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting