Rabu, Juni 08, 2005

GAM Peureulak Janji Cari Pelaku Penculikan

Reporter: AK-1 - Jakarta

Jakarta, Acehkita. Pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Peureulak mengaku tidak bertanggungjawab terhadap penculikan Zulbahri, Kepala SDN Kuala Peudawa Puntong, Idi Rayeuek, Aceh Timur. Bahkan, mereka mengaku akan mencari pelaku penculikan sang kepala sekolah itu.

Jurubicara GAM Peureulak, Teungku Tjut Kafrawi, mengatakan pihaknya sama sekali tidak terlibat penculikan dan penyanderaan Zulbahri. Pasalnya, kawasan sekitar Desa Kuala Puntong, Idi Rayeuek, merupakan daerah yang “dikuasai” Marinir. “GAM tidak berada di belakang aksi ini,” kata Teungku Kafrawi ketika dihubungi acehkita, melalui telepon seluler, Selasa (7/6) siang. “Aksi-aksi (menuding GAM menculik) sudah sering dilakukan,” tambahnya.

Bahkan, dia mengatakan, GAM sangat bodoh jika berada di belakang penculikan ini. “Itu tindakan yang sangat bodoh,” katanya. Dia balik menuding aparat yang berada di balik penculikan ini. “Beberapa hari lalu, seorang pekerja tambak, Marhaban (35), diculik. Karena tidak bisa menyediakan uang tebusan, dia ditembak,” tudingnya.

Dia juga menegaskan, dalam melakukan aksi, pihaknya selalu mempertimbangkan efek terhadap proses perundingan damai dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki, Finlandia. “Kami sangat menghindari tindakan yang dapat memprovokasi dan merusak perundingan damai,” lanjutnya.

Kafrawi juga berjanji akan mencari tahu siapa dalang penculikan Zulbahri. “Kami akan membantu mencari pelaku. Namun, kami tidak akan mampu untuk menangkap si pelaku. Tapi, kami akan cari tahu informasi siapa yang melakukan itu,” janjinya.

Ketika disinggung kemungkinan bawahannya tidak memberikan laporan, Kafrawi langsung membantah. “Apabila ada kejadian, setiap pukul 4-6 sore, saya selalu terima laporan. Paling lambat pada pukul delapan malam, kalau ada kejadian yang besar,” katanya.

Pun demikian, dia berjanji akan memerintahkan komandan lapangan di kawasan itu untuk menyelidiki kasus ini. “Saya akan minta komandan lapangan untuk menyelidiki kasus ini. Dalam 2x24 jam, saya akan cari pelakunya,” tegas Kafrawi.

Sebagaimana diberitakan situs ini kemarin, Zulbahri diculik sekelompok pria berpakaian loreng dengan menggunakan senjata campuran, pada Jum’at (3/6). Kini, dia dirawat di Puskesmas Idi Rayeuek, setelah dibebaskan penyandera, Minggu (5/6).

Menurut Nurjanah, suaminya diculik sekitar pukul 20.00 wib di rumahnya oleh dua belas orang bersenjata dengan menggunakan baju loreng. Lalu dia dibawa dengan berjalan kaki selama 6 jam dengan mata ditutup. “Saya tidak tahu dibawa ke mana, karena kedua mata saya ditutup,” ujar Zulbahri. Dia juga mengatakan selama dua hari dia disandera, dia dipindahkan dari satu kawasan ke kawasan lain sebanyak tiga kali. Zulbahri dibebaskan setelah keluarga menyanggupi sejumlah uang tebusan yang diminta penculik. “Saya tidak mau menyebutkan berapa jumlah uang tebusan, karena uang tersebut sudah saya anggap hilang,” ujar Nurjannah. [dzie]

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting