Kamis, Juni 23, 2005

26 Kasus Lumpuh Layu Mendadak di Aceh

Laporan: Fakhrurradzie MG - Banda Aceh

Aceh Interaktif - Banda Aceh. Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menemukan sebanyak 26 kasus lumpuh layu mendadak atau Acute Flexid Parelysis (AFP) di sepuluh kabupaten/kota di Aceh. Demikian disampaikan Kepala Humas Dinas Kesehatan, Muhammad Hasan, kepada Aceh Interaktif ketika ditemui di kantornya, Kamis (23/6).

Dari duapuluh enam kasus yang ditemukan, terbanyak ditemukan di Kabupaten Pidie, yang mencapai delapan kasus. Lima kasus ditemukan di Kota Lhokseumawe, tiga di Kota Langsa, dua di Aceh Besar, Tengah, dan Bireuen. Di Aceh Utara, Aceh Selatan, Singkil dan Bener Meriah, masing-masing satu kasus.

Menurut Muhammad Hasan, sebanyak limabelas kasus yang telah diterima hasil tes laboratorium, diketahui negatif terkena virus polio. “Yang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Puslitbangkes Jakarta,” katanya.

Lumpuh mendadak itu, sebutnya, sangat berbeda dengan polio. AFP ini bisa disebabkan oleh penyempitan saraf. “Jadi sangat berbeda dengan polio. Ini bukan polio,” terangnya. Dia mengatakan, gejala AFP bisa dilihat pada kondisi pasien yang mendadak lemas, panas dan kejang-kejang. Biasanya, kata Hasan, lumpuh mendadak ini menyerang di usia 15 tahun ke bawah.

Malaria
Selain itu, Dinas Kesehatan Aceh juga mencatat, sebanyak 4.287 kasus malaria di sembilan kabupaten/kota hingga pertengahan Juni 2005.

Pulau Simeulue merupakan kawasan terbanyak ditemukan kasus malaria, yaitu 1.676 kasus. Sementara di Aceh Tengah mencapai 836 kasus, Aceh Besar 639, Langsa 453, Aceh Tamiang 286, Aceh Barat Daya 265, Aceh Singkil 80, dan Aceh Utara 50 kasus.

Untuk mencegah penyebaran malaria ini, sebut Hasan, pihaknya sudah membagi-bagikan kelambu kepada masyarakat, melakukan penyemprotan di seluruh barak pengungsian dan di perumahan penduduk di Aceh Besar, Barat dan Aceh Barat Daya. “Yang paling penting adalah, memutuskan mata rantai dengan memberantas sarang nyamuk,” katanya.

Kendati tingginya temuan kasus malaria, Hasan mengaku tidak mempunyai data tentang adanya warga Aceh yang terserang demam berdarah. Padahal, di Bireuen, dua dokter terpaksa dilarikan ke rumah sakit di Medan dan Banda Aceh karena terserang demam berdarah. “Belum ada data sama saya,” katanya. [aceh interaktif]

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting