Jumat, Juni 24, 2005

IFRC Temukan 17 Selongsong Peluru di Lokasi Penembakan

Laporan: Fakhrurradzie MG - Banda Aceh

Aceh Interaktif - Banda Aceh. International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) menerjunkan satu tim ke Lamno, untuk melakukan investigasi penembakan Eva Yeung (20), relawan IFRC. Tim itu menemukan 17 selongsong peluru kaliber kecil di sekitar lokasi penembakan. Selain itu, mereka juga menemukan empat sampai lima lubang peluru di mobil yang ditumpangi Eva Yeung bersama Field Officer IFRC.

“Kita menemukan 17 selongsong peluru di sekitar lokasi kejadian,” kata Virgil Grandfield, jurubicara IFRC, saat ditemui Aceh Interaktif di kantor IFRC di Jalan Fatahillah, Banda Aceh, Jum’at (24/6).

Kendati menemukan selongsong peluru jenis kaliber kecil, namun Virgil mengaku tidak mengetahui jenis pelurunya. “Kaliber kecil. Kita tidak tahu jenisnya,” kata Virgil. “Kita sudah turunkan satu tim ke sana untuk melakukan investigasi. Namun kami tidak tahu, apakah ada pihak lain yang melakukan penyelidikan.”

Dalam menginvestigasi insiden ini, sebut Virgil, pihaknya tetap akan berkoordinasi dengan pihak pemegang otoritas di Aceh. “Kita tetap akan berkoordinasi. Kita akan investigasi sesuai dengan prosedur yang ada di sini,” sebutnya.

Virgil mengatakan, Eva Yeung tertembak saat hendak menyalurkan bantuan ke Lamno. Saat itu, relawan Palang Merah Hongkong ini membawa bantuan berupa makanan, perlengkapan bayi dan kelambu.

Namun, dalam perjalanan, tepatnya di sebuah desa yang berjarak 3,8 kilometer dari pusat Kecamatan Lamno. Eva yang mengendarai Toyota Land Cruiser warna putih dan berlambang palang merah ditembak sekitar enam sampai delapan orang bersenjata. “Kondisi saat itu sangat gelap. Hampir tidak ada cahaya penerang,” kata Virgil. “Hanya ada sekitar dua rumah di sekitar lokasi kejadian. Sekelilingnya hamparan sawah.”

Jurubicara IFRC ini sama sekali tidak mengetahui apakah pelaku pemberondongan mengetahui jika mobil yang ditumpangi Eva dan rekannya itu mobil palang merah. “Saya tidak yakin apakah mereka tahu itu mobil red cross,” lanjutnya.

Ketika ditanya apakah Eva tertembak karena terjebak kontak tembak antara pasukan TNI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Virgil mengatakan, tidak ada indikasi sedang terjadinya kontak tembak. “Tidak ada indikasi terjadinya kontak tembak. Tapi mungkin mereka tidak mengetahui itu kendaraan red cross,” ulangnya.

IFRC pun, sebut Virgil, tidak mengetahui siapa pelaku penembakan Eva Yeung itu. “Kami tidak tahu. Memang kami tidak tahu,” sebutnya.

Pascapenembakan itu, Virgil menegaskan, IFRC tetap akan melakukan misi kemanusiaan di Aceh. Namun, mereka akan membatasi traveling ke Lamno. “Tidak mengubah apa pun,” tegasnya.

Kondisi Eva Stabil
Virgil juga mengatakan, saat ini kondisi Eva sangat stabil. Semalam dia dievakuasi ke Singapura setelah mengalami perawatan di Rumah Sakit Geanegels Medan. Di Singapura, Eva dioperasi untuk mengeluarkan proyektil peluru yang bersarang di lehernya.

Menurut Virgil, Eva tertembak di leher. “Dia beruntung, peluru bersarang hanya satu millimeter dari tempat mematikan,” kata Virgil lagi. [aceh interaktif]

0 comments:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting